Pendapatan Negara dari Lelang Terus Meningkat

Bisnis.com,26 Feb 2018, 17:27 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Papan bid peserta terlihat saat acara Lelang Expo di JCC Jakarta, Jumat (22/9). DJKN bekerjasama dengan Kementerian Keuangan menyelenggarakan Lelang Expo di mana barang-barang yang dilelang merupakan barang rampasan, barang gratifikasi KPK serta barang milik artis./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan pendapatan dari kegiatan lelang sepanjang tahun ini sebesar Rp16,4 triliun. Angka ini meningkat dari pendapatan lelang tahun lalu yakni Rp16,2 triliun.

Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu Lukman Effendi mengatakan, dari perolehan tahun lalu, sebesar Rp4,5 triliun merupakan hasil lelang dari aset perbankan yang bermasalah atau non perfoming loan (NPL). Namun, tahun ini pemerintah tidak akan memasang target khusus untuk lelang dari aset perbankan.

"Target keseluruhan kami tahun ini Rp16,4 triliun tetapi untuk pendapatan perbankan tidak memasang target khusus. Kegiatan ini kami harap menjadi solusi dari pengurangan NPL," katanya, Senin (26/2/2018).

Lukman mengemukakan ke depan pemerintah berharap perbankan menggunakan kegiatan lelang sebagai perbaikan ke dalam instansi. Hal ini guna mengedukasi pada tingkat hulu.

Menurutnya, ketika perbankan ajukan lelang pada pemerintah dengan tingkat gugatan tinggi maka tentunya efek lakunya akan rendah, sehingga diperlukan sistem kelola aset dari kredit macet yang lebih baik.

"Kita mau jadikan kegiatan lelang ini bukan layanan tetapi industri, sehingga kinerja lelang ke depan lebih bagus dan tidak kumuh," ujar Lukman.

Lukman menambahkan mekanisme pengurangan NPL ini dipastikan akan terjadi usai pemasaran lelang dari pemerintah berhasil dan hasil uang dari aset yang dilelang kembali lagi pada bank.

Adapun sejumlah bank yang sudah melakukan kerja sama lelang dengan DJKN antara lain Mandiri, BTN, BNI, BRI, CIMB Niaga, dan lainnya

Adapun pada tahun lalu aset terbesar dari aset yang dilelang perbankan yakni Rp450 miliar dari pabrik yang pailit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini