Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Bukopin (BSB) perluas bisnis bank garansi dengan menggandeng PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah.
Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Saidi Mulia Lubis mengatakan, kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat lini bisnis BSB dalam memasarkan produk bank garansi.
Menurut Saidi, kerja sama dengan lembaga penjaminan atau asuransi ini merupakan salah satu strategi perseroan dalam mendorong kenaikan pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang optimal dari pemasaran produk bank garansi.
"Ini menjadi perhatian manajemen agar hasil usaha dapat didorong untuk terus tumbuh menjadi lebih baik," ujar Saidi usai penandatanganan perjanjian kerja sama di Jakarta, Senin (26/2/2018).
Perjanjian kerja sama di bidang penjaminan bank garansi ini mencakup jaminan penawaran (bid bond), jaminan pelaksanaan (performance bond), jaminan uang muka (advance payment bond), jaminan pemeliharaan (maintenance bond), dan jaminan pembayaran (payment bond) serta jaminan khusus - surat pencairan dana yang biasa diproses setiap akhir tahun.
"Adanya perjanjian kerja sama ini diharapkan pula untuk mendukung peningkatan bisnis bank garansi dan meminimalisir risiko penjaminan bank garansi," katanya.
Direktur Bisnis BSB Aris Wahyudi menyebutkan nilai kerja sama tahap awal akan dialokasikan sekitar Rp400 miliar.
"Untuk tahap awal kerja sama ini kami targetkan covering [penjaminan] kurang lebih Rp400 miliar. Nanti kami akan lihat perkembangannya seperti apa," ujarnya.
Dari produk bank garansi, BSB mengharapkan adanya peningkatan total pendapatan komisi sebesar Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.
Sepanjang 2017 BSB mencatatkan pendapatan komisi sekitar Rp30 miliar, Aris mengatakan bisnis penjaminan memberikan kontribusi terhadap pendapatan komisi hingga 50%.
"Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong fee based income keseluruhan BSB hingga 25% - 30% tahun ini," katanya.
Meski demikian ada sejumlah faktor lain yang harus diperhatikan bank seperti kondisi perekonomian dan intensitas pengerjaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan pendapatan komisi.
Aris mengatakan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target di atas rata-rata 5% maka target perseroan untuk meraup pendapatan komisi mungkin dapat tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel