Inalum & Rio Tinto Segera Sepakati Divestasi Saham Freeport Indonesia

Bisnis.com,28 Feb 2018, 16:45 WIB
Penulis: Lucky Leonard
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan), berjabat tangan dengan CEO Freeport McMoRan, Richard Adkerson, disaksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di sela-sela konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/8)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Freeport-McMoRan Inc., induk usaha PT Freeport Indonesia, menyatakan kepastian pembelian hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40% oleh PT Inalum (Persero) akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat.

Dalam sebuah konferensi pertambangan di Florida, Amerika Serikat, CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan pihaknya tidak akan terlibat dalam diskusi tersebut. Adapun kesepakatan tersebut termasuk valuasi hak partisipasi yang bakal dikonversi menjadi saham.

"Freeport tidak akan terlibat langsung dalam diskusi tersebut," ujarnya, kemarin waktu setempat.

Dia mengatakan dalam proses divestasi tersebut, pemerintah Indonesia terus mempersiapkan dirinya untuk masuk sebagai pengelola tambang Freeport Indonesia di Papua. Hal itu termasuk melakukan survey ke lokasi.

"Pemerintah Indonesia melakukan banyak pekerjaan untuk mempersiapkan diri menghadapi negosiasi dengan Rio, termasuk mempekerjakan para dan melakukan kunjungan lapangan," tuturnya.

Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1/2017, Freeport Indonesia harus mendivestasikan sahamnya kepada pihak nasional minimal 51%.

Adapun saham pemerintah yang telah dialihkan ke Inalum baru sebesar 9,36%. Sementara itu, Rio Tinto memiliki hak partisipasi 40% yang tidak tercatat sebagai saham.

Pembelian hak partisipasi Rio Tinto dalam rangka memenuhi kewajiban divestasi 51% Freeport Indonesia akan mengurangi dampak langsung terhadap Freeport-McMoRan secara signifikan. Pasalnya, dengan mengambil hak partisipasi Rio Tinto yang rencananya dikonversi menjadi saham, maka Freeport-McMoRan hanya perlu melepas sahamnya sedikit lagi.

Seperti diketahui, melalui kerja sama dengan Freeport-McMoRan yang diteken pada 1995, Rio Tinto ikut berinvestasi dalam pengelolaan Tambang Grasberg di Papua dengan hak partisipasi sebesar 40%.

Hingga akhir 2021, Rio Tinto memiliki hak 40% apabila produksi mencapai level tertentu. Setelah itu, jatah 40% Rio Tinto akan dihitung dari seluruh produksi atau pendapatan Freeport Indonesia.

Jika hak partisipasi Rio Tinto itu berubah menjadi 40% saham di Freeport Indonesia, maka kepemilikan Freeport-McMoRan sebesar 81,28% akan terdilusi menjadi 48,768%, sementara anak usahanya, PT Indocopper Investasma, dan Inalum yang memiliki saham sebesar 9,36%, akan terdilusi menjadi 5,616%.

Terkait hal itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan pernah menyatakan apabila skema ini yang diambil, pihak nasional tinggal membeli saham Rio Tinto dan Indocopper Investama. Dengan demikian kepemilikan nasional akan memenuhi ketentuan sebesar 51%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini