Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia menyatakan kemudahan berusaha atu ease of doing bussiness (EoDB) Indonesia melonjak dari peringkat 91 ke 72 pada 2018. Presiden Direktur PT Pefindo Biro Kredit (PBK) Yohanes Arts Abimanyu mengklaim salah satu faktor pemicunya adalah pembentukan biro kredit swasta, PT Pefindo Biro Kredit (PBK).
"Kenapa nilai ranking akes perkreditan kita rendah dan berdampak pada EoDB kita rendah? Menurut World Bank rendahnya akses perkreditan itu karena masih belum hadir biro kredit swasta," kata Yohanes saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Kamis (1/3/2018).
Ia melanjutkan, di negara lain, biro kredit swasta sudah menjadi salah satu penopang utama industri keuangan. Karenanya penting bagi industri keuangan Indonesia untuk memiliki biro kredit swasta.
"Kami selalu dipantau oleh World Bank sampai mana perkembangan biro kredit swasta di Indonesia," ujarnya.
Pefindo Biro Kredit, sebagai Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) mengumpulkan dan memproses berbagai data untuk menghasilkan informasi kredit.
Informasi kredit yang dihasilkan, antara lain laporan perkreditan individu atau badan usaha yang dilengkapi dengan skor kredit. Laporan ini memuat detail semua fasilitas dan informasi kredit yang dimiliki oleh individu maupun badan.
Saat ini sudah ada puluhan lembaga keuangan, terdiri atas bank, lembaga pembiayaan atau multifinance, dan teknologi finansial (Tekfin) yang menjadi anggota Pefindo. Ke depan, untuk meningkatkan kelengkapan informasi kredit, Pefindo berniat menggaet koperasi simpan pinjam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel