EKSPANSI TOKO MODERN: Ritel Modern Masih Dapat Berkembang

Bisnis.com,04 Mar 2018, 18:49 WIB
Penulis: Agne Yasa
Ilustrasi./.

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menilai industri ritel masih dapat berkembang namun peritel harus lebih dapat mengatur strategi. 

Solihin, Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), mengatakan ritel tetap bisa berkembang tergantung bagaimana strategi peritel dalam menjual produk-produk secara selektif sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

"Mungkin itemnya akan berkurang, mungkin kemasannya juga [menyesuaikan]," katanya kepada Bisnis.

Selain itu, keberadaan teknologi juga memberikan penawaran lain dalam berbelanja online. Menurutnya, keberadaan online sudah tidak dapat dihindari sehingga peritel harus mengikuti.

Beberapa produk yang berkembang lewat saluran belanja online misalnya produk elektronik dan fesyen. Solihin mengatakan kategori tersebut berkembang seiring peningkatan kepercayaan pelanggan pada belanja online.

"Jadi nanti berkembang terus, makin lama makin berkembang. Tapi ada bagian-bagian tertentu yang memang, jujur saja, offline masih dibutuhkan, sehingga kita kombinasikan," katanya.

Dia mengatakan untuk pemenuhan kebutuhan produk secara cepat, misalnya konsumsi. Keberadaan ritel offline di sekitar lingkungan pelanggan masih dibutuhkan.
Solihin menambahkan masih ada segmen pelanggan yang memenuhi kebutuhannya lewat ritel modern fisik atau offline.

"Sejauh mana semuanya online karena masih ada segmen yang butuh offline, ini yang perlu dilihat," katanya.

Menurutnya, ritel modern untuk format minimarket masih memiliki peluang di industri ritel Indonesia.

Solihin mengatakan konsep minimarket memiliki luas yang memang tidak sebesar super atau hyper market sehingga dari sisi pencarian lokasi dan investasi lebih kecil.

"Minimarket bisa berada di lingkungan tertentu yang lebih dekat dengan konsumen," katanya.

Beda halnya dengan supermarket atau hypermarket yang memang membutuhkan lahan lebih luas sehingga lebih sulit dari ketersediaan lahan.

"Potensi minimarket masih banyak tapi wilayah mana," katanya.

Dia mengatakan untuk Pulau Jawa masih memiliki potensi untuk ekspansi minimarket namun tidak sebesar potensi di luar Jawa.

"Potensi lebih besar di luar Jawa, kalau di Jawa sudah padat," ujarnya.

Untuk itu, peritel minimarket perlu jeli melihat peluang lokasi yang ada karena dari sisi biaya sewa juga butuh biaya yang mahal, selain itu untuk upah karyawan, dan sebagainya.

Dia mengatakan untuk produk, segmen minimarket terbatas pada produk yang dibutuhkan secara cepat oleh masyarakat atau konsumen di lingkungan sekitarnya dan lebih selektif karena luasnya terbatas.

"Jadi produk-produk yang memang dibutuhkan, yang fast moving," katanya.

Sementara itu, Hans Prawira, Presiden Direktur Alfamart, mengatakan pihaknya melihat kehadiran minimarket masih dibutuhkan masyarakat luas karena keberadaannya yang dekat dengan tempat tinggal konsumen.

"Kalau dengan kondisi trafik yang seperti ini [padat], konsumen lebih prefer belanja lebih dekat lah," katanya.

Selain itu, katanya dari sisi produk juga sudah terseleksi, paling tidak ada 4.000 SKU dan dari sisi waktu juga lebih efisien.

"Saya kira potensi minimarket masih cukup baik di Tanah Air, tinggal bagaimana bisa mengenal konsumen kita," ujarnya.

Menurutnya mengenal konsumen dengan lebih baik ini artinya barang atau produk yang ditawarkan lebih pas dengan kebutuhan, ketersediaan stok dan pelayanan juga harus lebih baik.

"Kami ingin lebih mengenal konsumen, memberikan penawaran lebih customize, jadi lebih targeted, diolah berdasarkan data, penawarannya bisa beda setiap konsumen, mengenal konsumen lewat data," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini