Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya potensi transaksi lewat e-commerce membuat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI menyasar segmen tersebut demi memacu volume transaksi kartu debit.
GM Produk Konsumer BNI Corina Leyla Karnelies mengatakan pihaknya tengah melakukan pengembangan di sisi IT untuk memungkinkan nasabah tabungan menggunakan kartu debit BNI untuk transaksi di berbagai platform e-commerce.
“Untuk sementara ini BNI belum bisa masuk transaksi online. Kami mau masuk ke situ, mudah-mudahan akhir bulan ini bisa masuk untuk transaksi di online karena potensi e-commerce sudah 40%-50% dari konvensional,” ujarnya.
Hal itu dikatakan Corina di sela-sela perhelatan musik jazz terbesar di Indonesia yaitu Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (4/3/2018).
Menurut perkiraan Corina, mulai akhir Maret 2018, kartu debit BNI akan mulai dapat digunakan untuk keperluan transaksi nasabah di beberapa e-commerce besar seperti Traveloka, JDID, Tokopedia dan lain-lain.
Pengembangan itu adalah salah satu strategi yang dilakukan BNI untuk mengerek volume transaksi kartu debit yang saat ini dinilai masih sangat rendah yakni di kisaran Rp1,6 triliun. Jumlah itu jauh di bawah volume transaksi kartu kredit yang ada di kisaran Rp3 triliun.
BNI menargetkan, pada tahun ini volume transaksi kartu debit dapat tumbuh setidaknya dua kali lipat dan menyamai volume transaksi kartu kredit. Kendati menggenjot transaksi kartu debit, Corina menyatakan BNI tidak akan mengurangi perhatian pada segmen bisnis kartu kredit yang saat ini terbilang leading di segmennya.
“Secara aktivitas, kartu debit belum terlalu agresif dibandingkan dengan kartu kredit, kami dalam stage ingin menjadikan kartu debit sebagai kartu transaksional. Kami akan coba double up volume transaksi kartu debit dengan berbagai strategi, salah satunya dengan membuat kartu debit BNI dapat digunakan untuk transaksi e-commerce,” paparnya.
Strategi lainnya yakni dengan memperluas penggunaan Yap! atau Your All Payment, yakni aplikasi pembayaran nontunai (cashless) terbaru dari BNI yang menggunakan sistem quick response (QR) code.
Yap! yang juga disebut sebagai dompet elektronik dapat terhubung ke tiga jenis sumber dana yang dimiliki konsumen, yakni kartu kredit, kartu debit, dan uang elektronik (UnikQu). Perluasan jumlah nasabah dan merchant yang menggunakan Yap! akan mengerek penambahan dana murah di BNI. Apabila kartu debit menjadi kartu transaksional, akan berimbas pada peningkatan jumlah saldo tabungan dan nasabah penabung.
Dalam perkirakaan Corina, setidaknya sekitar 30% dana merchant akan diendapkan di rekening dan sisanya diputar untuk transaksi.
“Teorinya kalau semakin aktif digunakan, saldonya akan naik 3-4 kali, misalnya orang mau belanja Rp1 juta, biasanya dia akan menaruh dana di tabungan Rp2 juta – Rp3 juta,” tambahnya.
Dia optimistis, dengan menyediakan berbagai promosi dan lewat strategi yang tepat, target peningkatan volume transaksi akan dapat terealisasi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, BNI membidik segmen yang belum terlayani dalam bisnis kartu kredit, khususnya nasabah yang memiliki jumlah transaksi kecil.
“Ticket size kartu kredit itu yang jutaan. Kalau ticket size transaksi semakin kecil misalnya beberapa ratus ribu, tidak cocok lagi untuk kartu kredit, tetapi lebih ke kartu debit. Jadi segmennya berbeda," pungkas Corina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel