7 Negara di Asia Ini Kaji Perkembangan E-commerce Dalam Perhitungan Inflasi

Bisnis.com,05 Mar 2018, 23:30 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari

Kabar24.com, JAKARTA - Tidak ada wilayah lain di dunia ini yang lebih keras terhempas gelombang bisnis e-commerce global, selain Asia.

Seperti diketahui, penduduk kelas menengah Asia yang semakin berkembang sedang beralih dari pasar konvensional ke pasar online.

Sejumlah perusahaan pun berusaha untuk memenuhi ragam permintaan dengan jalan membuka usaha baru maupun melakukan akusisi.

Berdasarkan data eMarketer, yang dikutip dari Bloomberg, Senin (5/3), pendapatan e-commerce diperkirakan akan  mencapai US$1,74 triliun tahun ini di seluruh region Asia-Pasifik, atau sekitar 18% dari seluruh penjualan ritel.

Pembelian daring pun diproyeksikan akan bertambah dua kali lipat menjadi US$3,3 triliun pada 2021.

Adapun di dalam prosesnya, metode lama untuk menghitung indeks harga konsumen berdasarkan harga penjualan barang di pasar konvensional dinilai menjadi semakin ketinggalan jaman.

Untuk tetap mengikuti perkembangan, Kementerian Keuangan,  Bank Sentral, dan Agensi Statistik dari Mumbai hingga Manila sedang mempersiapkan balatentara ekonom untuk memperbaiki bagaimana cara mereka mengukur inflasi.

Mengutip dari Bloomberg, berikut adalah cara beberapa negara di region dalam menghadapi ledakan e-commerce di negaranya:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini