Tahun Ini Industri Alat Kesehatan Bakal Capai Rp13,5 Triliun

Bisnis.com,06 Mar 2018, 18:21 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Ilustrasi rumah sakit./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar industri alat kesehatan nasional pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp13,5 triliun. Namun, dari nilai tersebut produk impor masih mendominasi sekitar 92%.

Ahyahudin Sodri, Manajer Eksekutif Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), mengatakan nilai tersebut tumbuh sekitar 10% dibandingkan dengan tahun lalu.

“Angka Rp13,5 triliun itu angka yang fantastis, tetapi produk Indonesia baru sekitar 8% secara value. Ada beberapa hal yang perlu dibenahi untuk mengejar ketertinggalan,” ujarnya seusai acara konferensi pers IndoHCF Inovation Award II 2018 di Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Menurutnya, industri alat kesehatan dalam negeri perlu dibenahi dari sisi sumber daya manusia (SDM) untuk menciptakan inovasi-inovasi baru. Pasalnya, saat ini produk alat kesehatan produksi Indonesia didominasi oleh produk hospital furniture yang harganya rendah dibandingkan dengan produk high technology, seperti ranjang pasien yang harganya berkisar antara Rp6 juta hingga Rp30 juta per satu unit.

Sementara itu, produk impor menguasai secara nilai karena harga produk yang tinggi. Dia mencontohkan harga alat CT scan satu unit senilai Rp6 miliar hingga Rp8 miliar. “Perlu menjual 1.000 unit ranjang untuk setara 1 unit CT scan,” katanya.

Ahyahudin menuturkan industri alat kesehatan juga perlu disinergikan dengan industri pendukung seperti industri mekanik dan industri plastik. Selain itu, dukungan pemerintah untuk mempermudah impor bahan baku juga dinilai menjadi salah satu pendorong pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri.

Adapun, produk alat kesehatan impor banyak didatangkan dari negara-negara Eropa, Jepang, Amerika Serikat, dan China. Berdasarkan jenis, alat kesehatan terbagi menjadi enam jenis, yaitu imaging, consumable, patient aids, dental, ortopedi, dan jenis lainnya.

Untuk produk imaging berteknologi tinggi, seperti CT scan dan MRI,  100% merupakan produk impor. Saat ini, walaupun belum dapat memproduksi produk imaging, produsen lokal mulai merambah ke alat kesehatan teknologi menengah seperti USG, x-ray, dan mesin anastesi.

“Ini sinyal yang bagus karena untuk menuju produk high technology, Indonesia masih butuh waktu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ratna Ariyanti
Terkini