Kebijakan AS Soal Baja: Kemenperin Tetap Waspada

Bisnis.com,06 Mar 2018, 19:00 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan President Komisaris PT Suzuki Indomobil Sales Soebronto Laras di arena Giicomvec 2018. /suzuki.co.

Kabar24.com, JAKARTA — Kendati tidak ada dampak langsung yang menimpa Indonesia atas larangan importasi baja dan aluminium Amerika Serikat, pemerintah tetap waspada menghadapi efek ikutan atas kebijakan Presiden Donald Trump tersebut. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan yang patut diwaspadai saat ini, ialah beralihnya tujuan ekspor baja dari negara yang tidak memasok produknya ke AS. Walaupun masih membutuhkan impor untuk mengisi kebutuhan baja nasional, derasnya baja dari China tetap diwaspadai.

“Tapi kalau itu terjadi kita bisa melakukan safeguard. Nanti dilihat perkembangannya saja,” ujarnya seusai mengikuti Rapat Terbatas Penataan Tenaga Kerja Asing, di Kantor Presiden, Selasa (6/3/2018).

Hanya saja, Airlangga enggan menyebut jenis baja apa saja yang akan disiapkan aturan safeguard. Namun demikian, jika memang importasi baja China meningkat drastis maka dia memastikan pemerintash sduah memiliki mekanisme kebijakan yang cukup.

“Kita masih importi yang besar [untuk aluminium] belum bisa ekspor juga. Kita [sekarang[ tidak terlalu terganggu,” katanya.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan jika terjadi peningkatan importasi baja yang berdampak langsung adalh sektor industri. “Kalau pemakai sih senang saja,” katanya.

Senada dengan Menperin, Darmin juga memastikan pemerintah telah memiliki regulasi yang cukup untuk mengantisipasi dampak kebijakan Trump tersebut.

Meski demikian, pemerintah tetap mengamati perkembangan isu perang dagang yang dipicu oleh inisiatif Presiden AS Donald Trump terkait pengenaan tarif impor baja dan aluminium.

"Kita lihat saja dulu karena dinamika tentang kenaikan tarif bea masuk baja dan alumunium itu sedang diperdebatkan Presiden Trump, kongres dan senatnya," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Namun, dia mengakui retorika tersebut dapat berdampak buruk pada perkembangan dunia dagang global. Apalagi, jika ada retorika saling balas dari sisi tarif.

Menurut Menkeu, sejarah dunia telah menunjukkan bahwa perang dagang selalu berakhir buruk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini