REKOMENDASI SAHAM: Mampukah Saham Jasa Marga (JSMR) Menguat ke Level Rp6.500?

Bisnis.com,07 Mar 2018, 07:09 WIB
Penulis: Tegar Arief
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Saham korporasi pelat merah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. terus merosot. Pada perdagangan kemarin, saham emiten berkode JSMR ini turun 0,47% atau 25 poin ke posisi Rp5.300. Sepanjang tahun berjalan, saham perseroan anjlok cukup dalam, yakni sebesar 16,86%.

Dari sisi kinerja keuangan, beban perseroan juga semakin berat sejalan dengan banyaknya proyek dan utang yang belum terselesaikan. Analis Mirae Asset Sekuritas Giovanni Dustin melalui risetnya memperkirakan, dengan skala proyek yang sangat besar, rasio utang terhadap ekuitas JSMR meningkat dari 1,5 kali pada 2017 menjadi 1,8 kali pada 2018. Kemudian, meningkat lagi menjadi 2,3 kali pada 2019.

Selain itu, dia juga memprediksi, rasio cakupan bunga (interest coverage ratio/ICR) turun dari 5,2 kali pada 2017 menjadi 2,7 kali pada 2018 dan 2,0 kali pada 2019.

"Mengingat bahwa operasi jalan tol tidak menguntungkan pada tahun-tahun awal, kami pikir tekanan pada margin EBITDA perusahaan tidak dapat dihindari. Selain itu, karena beban bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan bottom line negatif juga nampaknya tak terhindarkan," katanya melalui riset yang dikutip Selasa (6/3/2018).

Dia menjelaskan, margin EBITDA dan bottom line akan rebound secara perlahan setelah periode ekspansi dilewati. Di tengah periode ekspansif saat ini, JSMR akan bergantung pada peningkatan

konektivitas antar-rute tol dan skema kenaikan tarif 2 tahunan untuk mendorong kenaikan pendapatan.

Dengan demikian, pengendalian pengeluaran yang cermat dan skema pembiayaan yang baik akan membantu JSMR mengimbangi beban bunga yang terus meningkat. Jika JSMR menerapkan strategi tersebut secara efektif, menurutnya, akan cukup bagus ke depan, karena penambahan rute akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan JSMR dalam jangka panjang.

"Kami menginisiasi coverage atas JSMR dengan rekomendasi trading buy dan target harga Rp6.100. Kami percaya ekspansi JSMR akan berbuah dalam jangka panjang. Akan tetapi, karena skala ekspansi yang sangat besar tentu saja tantangan dalam jangka pendek tak terhindarkan."

Adapun, pembiayaan menjadi hambatan utama bagi perusahaan saat ini. Namun, dengan dukungan dari pemerintah bersamaan dengan skema pembiayaan yang solid, biaya modal yang lebih rendah, dan pengendalian biaya yang cermat, JSMR memiliki masa depan yang menjanjikan.

Adrianus Bias Prasuryo, analis UOB Kay Hian, mengatakan bahwa perseroan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk belanja modal, termasuk untuk tiga tol baru yakni Jakarta-Cikampek (36,4 km), Probolinggo-Banyuwangi (173 km), dan Jakarta-Cikampek II Selatan (64 km).

"JSMR harus mengeluarkan Rp65 triliun lagi untuk belanja modal bersih sampai 2020. Perusahaan juga memiliki utang senilai Rp14,5 triliun untuk proyek turnkey yang jatuh tempo pada 2018-2019, mengakibatkan tekanan lebih lanjut pada keberlanjutan arus kas," kata dia.

Namun demikian UOB Kay Hian masih merekomendasikan beli dengan harga target yang lebih tinggi sebesar Rp6.500. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini