Pelemahan Rupiah, Maskapai Perlu Sesuaikan Harga Tiket

Bisnis.com,07 Mar 2018, 17:53 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur pada salah satu pesawat komersial di Apron Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (12/6)./Antara-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia, INACA, menilai harga tiket penerbangan harus disesuaikan jika terjadi kenaikan harga bahan bakar dalam waktu yang lama.

Ketua Bidang Penerbangan Berjadwal INACA Bayu Sutanto menilai harga bahan bakar pesawat diperkirakan akan mencapai Rp10.000 per liter jika pelemahan nilai tukar sudah sebesar Rp13.763 per dollar AS.

"Kalau dalam tiga bulan terakhir terjadi kenaikan fuel, harga tiket penerbangan harus disesuaikan," kata Bayu, Rabu (7/3/2018).

Dia menambahkan penaikan harga tiket adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengompensasi kenaikan harga avtur.

Di sisi lain, lanjutnya, upaya penghematan bahan bakar juga bisa dilakukan dengan cara meminimalisasi waktu tunggu di taxiway maupun apron.

Kurs tengah Bank Indonesia sempat mencapai level Rp13.402 per dolar AS pada 1 Februari 2018. Namun, angka tersebut terus mengalami pelemahan hingga Rp13.763 per dolar AS pada hari ini.

Kondisi ini akan menyebabkan biaya bahan bakar dan sebagian besar operasional pesawat meningkat karena maskapai membayar dengan menggunakan mata uang dolar AS.

Berdasarkan informasi, harga avtur yang semula hanya 54 sen per liter menjadi 62 sen per liter. Kenaikan harga avtur tersebut mencapai 14,8% dari Januari hingga awal Maret 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini