Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) menargetkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari layanan pengiriman uang atau remitansi meningkat 25% tahun ini.
GM Divisi Internasional BNI Henry Pandjaitan mengatakan, total dana yang mengendap khusus dari bisnis remitansi mencapai Rp6 triliun. Mayoritas merupakan tabungan milik Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Sebagian besar berasal PMI yang bekerja di Arab Saudi dan Malaysia yaitu 65%. Tahun ini kami target DPK naik 25%," katanya di Jakarta, Kamis (8/3).
Dari total pekerja migran Indonesia sebanyak 3,5 juta orang, pangsa pasar yang dikuasai BNI sekitar 15%. Namun, tahun ini Henry optimistis dapat tumbuh lebih cepat karena akan meluncurkan aplikasi pengiriman uang digital.
Dengan menggunakan aplikasi biaya pengiriman menjadi lebih murah. Henry menerangkan, kedepannya pendapatan komisi dari bisnis remitansi bukan lagi tujuan utama karena tarifnya yang semakin murah.
"Kedepannya bukan fee based lagi tapi DPK. Peluang untuk naikkan DPK besar dari remitansi," imbuhnya.
Bahkan, kata dia, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun kedepan biaya pengiriman bakal gratis. Outlet bank di luar negeri juga akan ditutup karena tak perlu lagi sewa kantor.
Jumlah pekerja migran yang punya akun BNI saat ini sekitar 12 ribu. Tahun ini ditargetkan jumlah nasabah meningkat menjadi 50 ribu.
BNI juga akan melakukan upaya menggaet nasabah lebih cepat dengan program tabungan tanpa saldo. Prpgram tersebut menyasar calon PMI yang belum berangkat. Potensinya sekitar 200.000 orang tiap tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel