Dialisis Dominasi Terapi Gagal Ginjal Kronik

Bisnis.com,09 Mar 2018, 15:33 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Layanan BPJS Kesehatan./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Terapi yang paling mendominasi dalam kasus gagal ginjal kronik yakni dialisis atau cuci darah.

Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan (CHEPS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Budi Hidayat menyampaikan, dari empat jenis terapi penyakit gagal ginjal kronik, dialisis atau cuci darah adalah yang paling mendominasi atau sebanyak 98%.

Dengan prevalensi kasus gagal ginjal kronik sangat tinggi dan angka insiden yang mencapai 200.000 penduduk per tahun, maka dapat berimplikasi pada pendanaan kesehatan.

Dia menyebut, dari data BPJS Kesehatan yang diolah, nilai klaim pada Januari 2014 - Desember 2015 untuk rawat jalan mencapai Rp4,24 triliun dan rawat inap sebesar Rp3,39 triliun.

"Kemana perginya uang Rp7,6 triliun itu. Banyak dari nilai klaim ini untuk rumah sakit. Sementara, industri hanya menikmati sebagian kecil dari kue Jaminan Kesehatan Nasional ini," katanya saat paparan dalam Forum Diskusi Dialisis dalam rangka Hari Ginjal Sedunia 2018 yang diperingati pada Kamis (8/3/2018).

Kepala Subdit Rumah Sakit Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tengku Djumala Sari menyampaikan, proporsi dialisis sebanyak 97,43% dan CAPD 2,57%.

Dia menyebut, setidaknya pada 2016 tercatat 52.835 pasien gagal ginjal yang aktif menjalani dialisis. Jumlah ini meningkat lebih dari dari dua kali lipat dari 2011 sebanyak 17.259 pasien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini