KREDIT PERTANIAN BRI Alokasikan 15% dari Total Portofolio

Bisnis.com,11 Mar 2018, 21:08 WIB
Penulis: Abdul Rahman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) mengalokasikan 15% dari total portofolio kredit tahun ini untuk sektor pertanian dan perikanan.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, tahun ini pihaknya memberikan perhatian yang lebih besar untuk sektor produktif khususnya pertanian dan perikanan.

"Kami memang mendorong [kredit] ke arah pertanian dan perikanan khususnya yang kecil-kecil. Targetnya 14%-15% dari total portofolio kredit," katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dia merinci, portofolio kredit BRI tahun ini sekitar Rp760 triliun. Artinya, 15% dari total tersebut atau sekitar Rp114 triliun akan disalurkan ke petani dan nelayan. Saat ini total debitur BRI khusus untuk sektor pertanian dan perikanan mencapai 1,8 juta orang.

Selain itu, BRI juga akan membuat proyek percontohan yang disebut korporatisasi pertanian. Suprajarto menjelaskan, proyek tersebut diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi produk pertanian. Konsep serupa akan diterapkan untuk komoditas lain seperti kopi dan jagung.

"Contohnya beras dibuatkan kemasan yang menarik supaya ada nilai tambahnya. Harganya juga bisa naik," imbuhnya.

Dalam proyek percontohan tersebut akan ada lahan khusus yang digarap dan dilengkapi dengan fasilitas produksi seperti pabrik dan traktor.

Produk sampingan seperti cangkang beras pun akan diolah. Sebab berdasarkan sejumlah penelitian, cangkang beras bisa diekspor karena merupakan bahan untuk industri kosmetik.

Penyaluran kredit BRI sepanjang tahun lalu senilai Rp739,3 triliun, tumbuh 11,4%. Penyaluran kredit terbesar disokong dari segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) sebesarRp 551,9 triliun.

BRI juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru sepanjang tahun lalu. Sebesar 41% penyaluran ditujukan untuk sektor produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini