Gabung AIIB, Berapa Dana yang Mengucur ke Indonesia?

Bisnis.com,12 Mar 2018, 13:15 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/3/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengharapkan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menjadi institusi yang dapat melaksanakan proyek yang dibutuhkan oleh negara-negara Asia, dan menjadi solusi untuk mempercepat kualitas dari infrastruktur.

Bertempat di Istana Bogor, Kepala Negara didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung, bertemu 12 jajaran direktur AIIB.

Delegasi AIIB dipimpin oleh oleh Christopher Legg, Director Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Sri Mulyani mengatakan Presiden mengharapkan mendapat manfaat maksimal dari keberadaan AIIB.

Saat ini, AIIB memiliki anggota lebih dari 70 negara, dan Indoensia merupakan salah satu pemegang saham terbesar dalam institusi tersebut.

“Kehadiran Board Director AIIB ke Indonesia, selain untuk bertemu Presiden, juga akan melihat yang berasal dari inisiatif AIIB,” tuturnya, di Istana Bogor, Senin (12/3/2018).

Setelah Indonesia bergabung AIIB, setidaknya sudah ada pendanaan infrastruktur sekitar US$441 juta yang terserap dari tiga proyek infrastruktur. Pada 2016, mereka memasukkan pendanaan senilai U$S216 juta untuk Slum Upgrading Program.

Setahun berselang, AIIB mendanani proyek Regional Infrastructure Development fund dan Dam Operational Improvement and Safety Project.

Sri Mulyani menambahkan Presiden juga menginginkan adanya kemungkinan kolaborasi dengan privat sector, yang juga berperan dalam pendanaan proyek strategis nasional.

“Setelah mereka secara tata kelola dapat mendanai proyek yang disiapkan oleh member country. Dan tentu pendanaan akan sangat membantu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini