Perombakan Pemerintahan Goyang Bursa China ke Zona Merah

Bisnis.com,13 Mar 2018, 17:41 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa China/ smh.com.au

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China mematahkan reli penguatannya pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (13/3/2018), terbebani saham perusahaan kesehatan dan konsumer, saat investor mencermati dampak perombakan (reshuffle) pemerintahan.

Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip hari ini berakhir melemah 0,88% atau 36,41 poin di level 4.091,25, setelah berakhir dengan penguatan 0,46% di posisi 4.127,67 pada perdagangan Senin (12/3).

Adapun indeks Shanghai Composite hari ini ditutup melemah 0,49% atau 16,46 poin di level 3.310,24, setelah berakhir dengan penguatan 0,59% atau 19,53 poin di posisi 3.326,70 pada perdagangan kemarin.

Baik indeks Shanghai dan CSI 300 telah membukukan reli selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.

Dilansir Reuters, China menggabungkan regulator perbankan dan asuransi serta memberikan kekuatan baru kepada badan pembuat kebijakan seperti bank sentral dalam perombakan terbesar pemerintah selama bertahun-tahun.

Perombakan tersebut merupakan tonggak penting dari agenda Presiden Xi Jinping untuk menempatkan pimpinan Partai Komunis yang berkuasa tepat di jantung kebijakan dengan Xi sendiri sebagai inti partai tersebut.

“Penggabungan dua regulator finansial utama dengan sendirinya seharusnya tidak terlalu signifikan, namun ini merupakan pendahuluan untuk pembentukan Komisi Stabilitas dan Pengembangan Keuangan (FSDC) yang lebih kuat yang ditempatkan dalam People’s Bank of China (PBOC),” ujar Jonas Short, analis Everbright Sun Hung Kai, dalam risetnya.

Sektor finansial turun 0,8% pada perdagangan hari ino, dengan sektor perbankan flat, sedangkan sebagian besar perusahaan asuransi mendorong penurunan.

Saham dengan persentase pelemahan terbesar pada indeks Shanghai adalah Shanghai Fukong Interactive Entertainment Co. Ltd. (-10,01%), Changshu Fengfan Power Equipment Co. Ltd. (-9,95%), dan Pci-Suntek Technology Co. Ltd. (-9,75%).

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini