IMPOR GARAM: Menperin Airlangga Hartarto Sebut Ada Pembahasan Khusus

Bisnis.com,13 Mar 2018, 18:06 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Rabu (17/1/2018)./Bisnis.com-Irene Agustine

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengakui adanya pembahasan khusus mengenai impor garam industri bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Senin (12/3/2018).

Dia mengatakan memang selama ini garam industri dipenuhi dari impor. “Kemarin salah satunya [topik] kita bahas. Mengenai jumlahnya nanti koordinasi dengan Pak Menko [Menko Perekonomian],” tuturnya di Kompeks Istana Kepresidenan, Selasa (13/3/2018).

Desakan impor tambahan garam industri, muncul dari kebutuhan pelaku manufaktur nasional. Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan saat ini industri mamin sedang membutuhkan pasokan garam untuk keperluan produksi.

Sebelumnya dari 3,7 juta ton rencana impor garam, pemerintah baru mengeluarkan izin untuk 2,37 juta ton. Terakhir, industri mamin yang awalnya mengajukan impor 550.000 dan hanya disepakati 460.000 ton, hingga kini izin impornya belum juga dikeluarkan.

"Permintaan industri mamin 550.000 ton. [Hasil] Rapat memberikan keputusan 460.000 Sisanya diharapkan dari dalam negeri. Hanya izin belum direalisasikan.” kata Adhi, (12/3/2018).

Terkait dengan permintaan industri tersebut, Menperin mengamini kemungkinan diberikannya tambahan izin impor. Walaupun tidak menyebutkan, Airlangga mengatakan arah diberikan izin sudah terlihat.

“Akan ada rencana itu [izin impor]” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung juga mengamini membahas soal impor garam dalam kesempatan koordinasi dengan Presiden dan beberapa menteri di Bogor. “Tanya Menperin, walaupun saya tahu soal itu” katanya.

Saat ditanya Bisnis, soal jumlah kuota impor yang diberikan, Pramono irit bicara. Dia hanya memberikan kode nonverbal dengan menganggukkan kepala.

“Segera selesai,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini