Suap Garuda Indonesia : KPK Telusuri Aliran Suap ke Perawatan Pesawat

Bisnis.com,15 Mar 2018, 17:55 WIB
Penulis: MG Noviarizal Fernandez
Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satarmenunggu pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (1/3)./Antara-Reno Esnir

Kabar24.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi menelusuri dugaan suap di tubuh Garuda Indonesia termasuk aspek perawatan pesawat.

Sepekan terakhir, lembaga penegak hukum tersebut gencar melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Pada Kamis (15/3/2018), giliran Vice President Internal Audit Sri Mulyati, mantan Vice President Treasury Management Albert Burhan, dan mantan Pelaksana Harian Direktur Pemasaran dan Penjualan Arif Wibowo dimintai keterangan.

Juru Bicara KPK Febri Diajsyah mengungkapkan bahwa selain menelusuri informasi pengadaan pesawat Airbus dan mesin pesawat Rolls Royce, penyidik juga mulai menelusuri informasi aliran dana suap yang bermuara ke bagian perawatan pesawat.

“Ada keterkaitan dana tersebut dengan bagian pemeliharaan dan sedang kami telusuri, makanya dalam beberapa hari terakhir KPK juga memeriksa staf bagian pemeliharaan,” ujarnya.

Dia mengatakan sejauh ini KPK telah memeriksa 42 saksi untuk dua tersangka yakni Emirsyah Satar, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, dan Soetikno Soedarjo yang merupakan benefecial owner Connought International Pte Ltd.

Emirsyah Satar disangka telah menerima suap sebesar 1,2 juta Euro dan US$180.000 atau setara dengan Rp20 miliar, dari Rolls Rocye, Ltd. Emir juga dianggap menerima gratifikasi barang senilai US$2 dari perusahaan yang sama.

Dugaan suap dan gratifikasi yang diterima Emirsyah ini berkaitan dengan pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014 pada PT. Garuda Indonesia, Tbk.

Kasus suap ini tidak lepas dari peran Soetikno Soedarjo yang merupakan beneficial owner Connaught International Pte.Ltd perusahaan Singapura. Di Indonesia Soetikno menjabat sebagai petinggi PT Mugi Rekso Abadi (MRA).

Dalam ppersidangan lanjutan Founder Roll Royce telah mengaku melebarkan sayap perusahaan dengan memberi profit petinggi di dunia, antara lain Malaysia, Thailand, Brazil, Anggola, dan Indonesia.

Laporan ini kemudian diproses Corruption Practices Investigation Bureau (CPIB) Singapura dan SFO Inggris. Laporan tersebut berikut pengakuan dan alat bukti pembukuan keterlibatan Emirsyah Satar langsung ditanggapi KPK dengan melakukan pembekuan aset Emirsyah di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini