Semen Baturaja dan Semen Indonesia Gandeng PLN Efisienkan Biaya Produksi

Bisnis.com,15 Mar 2018, 16:32 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Foto areal pabrik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di Gunem, Rembang, Jawa Tengah, Rabu (22/3)./Antara-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA - Perseroan semen pelat merah, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk., menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk meningkatkan produksi semen dan turunannya.

Semen Indonesia dan Semen Baturaja meneken nota kesepahaman pemanfaatan gipsum fly ash dan bottom ash (FABA) di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Kamis (15/3).

Direktur Human Capital Management Perusahaan Listrik Negara (PLN) Muhamad Ali menjelaskan bahwa selama ini pihaknya telah bekerja sama dengan perseroan semen swasta untuk pemanfaatan gipsum FABA. Produk tersebut merupakan limbah yang dihasilkan dari konsumsi batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Ali mengatakan PLN memroduksi 5,23 juta ton FABA per tahun. Secara rinci, komposisi pasokan yang akan diberikan ke perseroan semen BUMN nantinya akan dibahas dalam perjanjian kerja sama.

“Produk bottom ash dapat menjadi subsitusi bahan baku produksi semen sementara fly ash menjadi tambahan produk akhir semen yang dihasilkan,” paparnya di Jakarta, Kamis (15/4).

Dia menambahkan bahwa pemanfaatan FABA akan menguntungkan perseroan semen. Apalagi, produksi material tersebut oleh PLN ke depan akan meningkat sejalan dengan program listrik 35.000 megawatt yang dicanangkan pemerintah.

Ali menyebut saat ini PLN bekerja sama dengan empat perusahaan swasta untuk pemanfataan FABA. Kesepakatan penjualan baik kepada swasta maupun BUMN akan diatur secara business to business.

Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso mengaku optimistis dengan kesepahaman yang diteken. Diharapkan, langkah tersebut mampu mendukung program pemerintah untuk mempercepat laju pertumbuhan infrastruktur.

Sebagai catatan, Semen Baturaja dan Semen Indonesia memang tengah menggulirkan efisiensi untuk menekan biaya produksi pada 2018.

Semen Baturaja misalnya, menyatakan akan menjalin berbagai sinergi yang berujung kepada efisiensi. Selain itu, emiten berkode saham SMBR itu berencana mengakuisisi tambang batu bara untuk menekan biaya produksi.

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Edwin Hidayat Abdullah menjelaskan bahwa struktur biaya terbesar untuk dua BUMN semen tersebut yakni bahan baku dan logistik. Kenaikan harga batu bara sebesar 30% dan biaya distribusi logistik menambah beban perseroan.

Akan tetapi, pihaknya optimis laba bersih BUMN semen pada 2018 akan mengalami pertumbuhan. Dengan catatan, dilakukan perbaikan daya saing dengan mempertajam pemasaran dan mengefisiensikan pengeluaran perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini