Perbankan Diminta Sentuh Petani Karet Sumsel

Bisnis.com,15 Mar 2018, 12:41 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Pekerja mengangkat getah karet di Mesuji Raya, OKI, Sumatra Selatan, Jumat (24/2)./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, PALEMBANG – Perbankan diminta untuk menghimpun dana maupun menyalurkan pembiayaan bagi petani karet di Sumatra Selatan (Sumsel) seiring tingginya potensi yang bisa diserap dari sektor tersebut.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian mengatakan transaksi petani karet yang telah berkelompok di unit pengolahan dan pemasaran bokar (UPPB) bisa mencapai Rp500 juta setiap pekan.

“Potensinya sangat besar karena [transaksi] lelang karet di UPPB bisa mencapai Rp500 juta per minggu, sedangkan pembayarannya selalu dengan tunai,” sebutnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (15/3/2018).

Menurut Rudi, kehadiran perbankan bisa memberikan manfaat dari segi keamanan karena selama ini petani menyimpan uang hasil menjual karet dalam bentuk tunai. Selain itu, seringkali terjadi aksi perampokan setelah transaksi jual beli karet milik petani.

“Perbankan bisa masuk ke petani apalagi katanya ada agen [Laku Pandai] tempatkanlah di daerah petani karet. Di samping itu alangkah baiknya juga bank menyalurkan permodalan buat petani karena lalu lintas uang petani lancar,” ujarnya.

Saat ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) supaya menjajaki peluang intermediasi di kelompok petani karet. BRI disebut bakal melakukan pemetaan lebih dulu karena jumlah UPPB cukup banyak, yakni mencapai 152 unit yang tersebar di beberapa kabupaten.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah BRI Kantor Wilayah (Kanwil) Palembang Eko Wahyudi menyatakan pihaknya memang akan melakukan ekspansi Laku Pandai di daerah.

“Saat ini, kami sedang menjajaki lokasi penempatan Laku Pandai atau agen Brilink di desa-desa, dengan catatan tidak ada kendala sinyal,” tuturnya kepada Bisnis.com.

Terkait pembiayaan bagi petani karet, lanjut Eko, perusahaan tetap menyalurkan kredit ke sektor karet tapi selektif. Pasalnya, harga karet masih belum membaik.

“Seain itu masih banyak yang tidak perform kreditnya. Kami belum ada komitmen [untuk kelompok petani karet], sepanjang feasible, tentu akan kami coba biayai,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini