BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Defisit US$120 Juta Pada Februari

Bisnis.com,15 Mar 2018, 11:47 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Kapal kargo melego jangkar di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/9)./ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2018 mengalami defisit sebesar US$120 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan defisit ini tipis, tetapi perlu menjadi perhatian semua pihak karena defisit telah terjadi selama tiga bulan berturut-turut.  "lebih disebabkan karena surplus nonmigas tetapi terkoreksi migas," katanya, Kamis (15/3/2018).

Dengan demikian, posisi neraca cadangan Indonesia mengalami defisit US$870 juta sepanjang Januari-Februari 2018. Nilai ekspor sepanjang Februari 2018 sebesar US$14,10 miliar turun 3,14% dibandingkan Januari 2018 US$14,55 miliar.

Penurunan ini dipicu oleh eskpor nonmigas yang turun 3,96% menjadi US$12,71 miliar dari sebelumnya US$13,23 miliar. Adapun, ekspor nonmigas yang memiliki sumbangan 90% ke neraca perdagangan sepanjang Februari 2018.

Ekspor pertanian selama Februari 2018 turun 8,81% dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan turunnya ekspor sarang burung, coklat, aromatik dan rempah-rempah. Ekspor industri pengolahan juga turun 3,89% dari bulan sebelumnya dengan komoditas yang menyumbang penurunan a.l. besi baja, konveksi, kimia dasar organik dan minyak kelapa.

Sementara itu, sektor pertambangan dan lainnya juga turun 3,74% pada bulan Februari dengan komoditas penyumbang penurunan batubara.

Secara kumulatif, total ekspor Januari-Februari 2018 mencapai US$28,65 miliar dengan penyumbang terbesar bahan bakar mineral dan lemak yang naik 15,20% dan minyak hewan/nabati naik 13,35%. Nilai kumulatif ini meningkat sebesar 10,13% dibandingkan ekspor sepanjang dengan Januari-Februari 2017 sebesar US$26,02 miliar.

BPS mencatat impor sepanjang Februari 2018 sebesar US$14,21 miliar atau turun 7,16% dibandingkan Januari 2018. Namun, impor Februari 2018 naik sebesar 25,18%. Dari jenis penggunaan barang, impor barang konsumsi meningkat 1,36% disebabkan oleh kenaikan impor beras sebesar 0,5 juta ton dan jeruk mandarin berjenis jeruk kino dari Pakistan.

Bahan baku turun -7,74% menjadi US$10,58 miliar pada Februari 2018 dan barang modal juga turun sebesar -9,19% menjadi US$2,25 miliar. Secara kumulatif, impor sepanjang Januari-Februari 2018 naik sebesar 26,58% menjadi US$29,52 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$23,32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini