30.000 Warga Sipil Dievakuasi dari Ghouta Timur

Bisnis.com,18 Mar 2018, 10:30 WIB
Penulis: Newswire
Warga sipil mengungsi dari kota Hamouriyeh, Suriah pada Kamis (15/3)./Reuters-Omar Sanadiki

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak 30.000 warga sipil dievakuasi dari daerah Ghouta Timur, dekat Damaskus, Suriah, yang menjadi basis pertahanan terakhir kelompok pemberontak.

Seperti dilansir dari Antara, Minggu (18/3/2018), evakuasi massal itu dilakukan melalui dua tempat penyeberangan. Satu di daerah Hamouriyeh dan satu lainnya di dekat fasilitas sumber daya air di Harasta.

Evakuasi ini merupakan bagian dari serangkaian penyelamatan massal bagi warga yang berusaha menyelamatkan diri dari daerah tersebut sejak Kamis (15/3). Sementara itu, pada Sabtu (17/3), Observatorium Suriah untuk HAM menyebutkan 50.000 warga sipil telah mengungsi dari Ghouta Timur dalam 72 jam terakhir.

Gelombang pengungsian besar-besaran ini dapat dilakukan karena adanya kemajuan militer Suriah di daerah itu. Sebelumnya, banyak penduduk mengatakan pemberontak menghalangi mereka meninggalkan wilayah tersebut.

Belum lama ini, militer Suriah mengumumkan telah merebut 70% wilayah Ghouta Timur setelah memecah daerah itu menjadi dua bagian dalam pertempuran melawan kelompok pemberontak.

Saat ini, terdapat empat kelompok utama pemberontak di kawasan tersebut yaitu Tentara Islam, Failaq Ar-Rahman, Ahrar Ash-Sham, dan Komite Pembebasan Levant yang dikenal juga dengan nama Front An-Nusra dan memiliki hubungan dengan Al-Qaeda.

Ghouta Timur adalah sebuah wilayah pertanian seluas 105 kilometer persegi yang terdiri atas beberapa kota kecil dan lahan pertanian. Daerah ini menjadi ancaman terakhir bagi Damaskus karena kedekatannya dengan ibu kota Suriah itu.

PBB telah menyuarakan kekhawatiran mengenai terus memburuknya situasi keamanan di area tersebut dan dampaknya bagi 400.000 penduduk di sana. Laporan yang disampaikan menyebutkan 1.000 orang telah tewas sejak Februari 2018 akibat operasi militer di Ghouta Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini