Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan Indonesia diharapkan bisa berkontribusi lebih banyak terhadap perbaikan kondisi ekonomi makro di Tanah Air.
Deputi Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, jika bank ingin berkontribusi terhadap perbaikan defisit ekspor-impor Indonesia, bank sebaiknya menyalurkan kredit lebih banyak kepada eksportir.
"Jadi kalau bank mau ngasih kredit usahakan kepada eksportir. Kalau orientasinya ke domestik tidak akan menyelesaikan masalah," katanya di Kantor Pusat PT Bank Negara Indonesia Tbk. Jakarta, Senin (19/3/2018).
Dia menerangkan, saat ini utang luar negeri Indonesia lebih besar daripada penerimaan devisa. Penerimaan yang dimaksud dapat berasal dari ekspor barang, pengiriman uang (remitansi) dan industri pariwisata. Menurutnya, kalau kredit hanya disalurkan di dalam negeri saja maka akan gampang terjadi gejolak ekonomi.
"Gejolak yang sekarang karena kita defisit espor impor barang dan jasa," imbuhnya.
Indonesia, kata Mirza, memang pernah mengalami surplus saat booming komoditas beberapa tahun lalu. Namun, saat harga komoditas jatuh kembali minus. Hal tersebut lantaran ekspor Indonesia hanya berbasis komoditas.
Berbeda dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Dia menyebutkan bahwa saat ini ekspor-impor barang dan jasa Thailand surplus 10% dari PDB. Sedangkan Indonesia defisit 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel