Ini Rencana Partner Asing di Meikarta

Bisnis.com,20 Mar 2018, 21:46 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah & Anitana W. Puspa
Chief Executive Officer Lippo Group James T. Riady menyampaikan sambutan sebelum menyaksikan penandatanganan kerja sama di bidang logistik dan fintech antara Meikarta dengan Sembilan korporasi kelas dunia, di Jakarta, Selasa (20/3/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah partner asing, telah memiliki sejumlah rencana pengembangan di Meikarta, seperti Rework, operator Coworking Space dan Eshang Rosewood (ESR) logistik. Kendati rencana itu juga belum secara mendetail, karena masih akan diskusi lebih lanjut untuk memfinalisasinya.

Vanessa Hendriadi, Founder& CEO Rework, mengatakan kerja sama dengan Lippo menjadi prospektif karena dalam membangun kota baru, akan memerlukan tempat untuk bekerja. Apalagi kata dia saat ini teknologi juga telah mengubah cara orang bekerja. Perusahaan, lanjut dia, akan berusaha membangun produk yang memberikan layanan dan membantu komunikasi dan kewirausahaan untuk berkembang.

Perusahaan, kata dia, mengincar untuk membangun kantor lebih dari 10.000 meter persegi di Meikarta. Selain coworking space, perusahaan juga sedang dalam diskusi untuk mengembangkan coliving, dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang kerja dan kehidupan berkualitas.

Selain, Rework ada pula operator ruang kerja lainnya, Union Space di Meikarta. Menurut Vanessa perusahaan akan memberikan positioning yang berbea dengan sasaran komunitas yang berbeda, namun juga tidak menutup kemungkinan untuk bisa berkolaborasi bersama.

“Kalau untuk timeline masih dibicarakan kami mengikuti jadwal Lippo apakah ada area yang sudah siap masuk di sana orang yang tinggal di sana atau bahkan perusahaan yang berkantor di sana,” imbuhnya.

 Sementara itu, Maritz Mansor Legal Counsel ESR Singapore yang bergerak dalam bidang logistik menyebut akan membangun pusat distribusi sesuai dengan peningkatan permintaan tenan. Indonesia menjadi salah satu negara yang paling diminati tenan untuk berinvestasi. Sejauh ini kata dia, pasar pergudangan dan e-commerce dan digitaliasi di Indonesia bisa dikatakan telah matang

Sehingga perusahaan mencari cara untuk masuk dan bekerja sama di Indonesia, utamanya dengan Lippo group. Namun untuk pengembangannya sendiri kemungkinan masih dilakukanhingga di masa mendatang. Hal itu dikarenakan Lippo pada fase pertama akan lebih mengejar pembangunan residensial dan ritel.

“Kemungkinan kami akan membeli sejumlah lahan dari Lippo yang masih dalam diskusi lebih lanjut. Akan tetapi satu hal yang pasti, Indonesia adalah banyak investor yang telah mengincarnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Rochmad Purboyo
Terkini