Cadangan Minyak AS Turun Tak Terduga, WTI Lanjutkan Penguatan

Bisnis.com,21 Mar 2018, 06:50 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat menguat setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga turun pekan lalu.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei diperdagangkan pada US$63,78 per barel pada pukul 16.38, setelah ditutup di level US$ 63,54 per barel. Kontrak WTI April berakhir pada US$63,40 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi sejak 26 Februari.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Mei melonjak US$1,37 ke level US$67,42 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih mahal US$3,88 dibandigkan WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, minyak mentah AS menguat setelah American Petroleum Institute melaporkan persediaan minyak mentah AS jatuh 2,74 juta barel pekan lalu. Ini akan menjadi penurunan terbesar sejak awal Januari jika dikonfirmasi oleh data pemerintah yang akan dirilis pada Rabu mendatang.

"Itu adalah kejutan dan jika dikonfirmasi oleh EIA [Energy Information Administration], kita bisa mendapatkan peningkatan US$1 besok," kata James Williams, presiden WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, minyak mentah menguat setelah sebuah komite khusus yang ditunjuk oleh kelompok yang dipimpin OPEC untuk mengawasi kesepakatan pembatasan produksi menyatakan pasokan minyak mentah global akan seimbang dengan permintaan pada akhir September, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Rekor produksi minyak mentah AS, ditambah dengan tingkat persediaan yang tersimpan di tangki dan terminal AS, sejauh ini mencegah penguatan harga lebih lanjut. Harga minyak telah diperdagangkan dalam kisaran kurang dari US$4 bulan ini.

Namun, Citigroup Inc mengatakan "perdagangan sideways" baru-baru ini sepertinya tidak akan bertahan lama karena pasar bergerak mendekati keseimbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini