Kemendag: Kami Diminta Kendalikan Harga Daging

Bisnis.com,22 Mar 2018, 07:43 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/6)./Antara-Aguk Sudarmojo

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) diberikan mandat untuk mengatur harga daging selama Ramadan dan Idulfitri.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan sejauh ini pasokan daging sapi dan kerbau di pasar masih aman. Selain itu, dia mengaku diminta untuk bisa menjaga sekaligus mengendalikan harga daging selama momentum Ramadan dan Idulfitri.

"Daging, kami diminta untuk bisa mengendalikan dan menurunkan harga daging," ujar Enggar, Rabu (21/3/2018).

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengeluarkan rekomendasi untuk melakukan impor sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan daging sapi atau kerbau dengan harga yang terjangkau. 

Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan memperkirakan kebutuhan daging sapi untuk Ramadan dan Idulfitri sebesar 116.471 ton. Adapun persediaan daging yang tersedia saat ini adalah 70.888 ton atau sama dengan 407.403 ekor sapi.

Oleh sebab itu, Kementan menyimpulkan terdapat kekurangan daging sapi sebanyak 45.588 ton untuk Ramadan dan Idulfitri tahun ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan pun mengungkapkan pihaknya sudah menerbitkan surat persetujuan impor sebesar 207.800 ekor sapi bakalan atau setara dengan 142.148 ton daging.

Dihubungi terpisah, Ketua Komunitas Sapi Indonesia Budiyono mengatakan dampak impor daging kerbau saja sudah memberatkan peternak.

"Apalagi ditambah lagi. Sebaiknya pemerintah harus berusaha agar defisit tidak berdampak jelek juga untuk peternak," tuturnya kepada Bisnis.

Menurut Budiyono, kondisi nyata yang terjadi di lapangan adalah pemotongan sapi lokal sudah hampir berhenti. Hal tersebut disebabkan pasar yang ramai oleh daging impor dan juga karena rumah penggemukan sapi mulai banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini