Bisnis.com, JAKARTA - Pengobatan penyakit kritis memang membutuhkan biaya tidak sedikit. Presiden Direktur PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) Jens Reisch menyebut kanker mendominasi klaim penyakit kritis Prudential, terutama kanker payudara.
Setelah kanker, kata dia, kontributor terbesar kedua klaim penyakit kritis yakni penyakit jantung. Mahalnya biaya pengobatan penyakit kritis mendorong nasabah memiliki polis asuransi kesehatan. Sekitar 70% nasabah Prudential adalah polis kesehatan.
"BPJS Kesehatan sudah jauh beberapa tahun yang lalu. Namun, kami juga ingin fokus membantu untuk penyakit kritis dan melakukan pencegahan penyakit kritis melalui program CSR [Corporate Social Responsibility]," katanya, Senin (26/3/2018).
Prudential juga mendonasikan Rp4,5 miliar untuk membangun bangsal, area tunggu, ruang konsultasi, ruang perawatan, dan sejumlah fasilitas lainnya yang dikhususkan bagi remaja penderita kanker di RS Kanker Dharmais. Selain di bidang kesehatan, Prudential juga melaksanakan program Corporate Social Responsibility di bidang pendidikan.
Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Abdul Kadir menyampaikan, biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk penyakit kanker sekitar Rp2,1 triliun per tahun. Angka ini lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk penyakit jantung sekitar Rp5,5 triliun per tahun.
Meski biaya pengobatan penyakit jantung lebih besar, kata dia, tetapi jika dilihat secara populasi maka biaya pengobatan penyakit kanker jauh lebih mahal. "Ini yang harus menjadi perhatian kita semua," katanya.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, pembiayaan penyakit katastropik sepanjang 2014-Juni 2017 oleh BPJS Kesehatan didominasi oleh jantung sebesar Rp18,92 triliun, disusul kanker Rp6,56 triliun, dan gagal ginjal Rp6,30 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel