Perang Dagang AS-China, Fundamental Indonesia Kuat

Bisnis.com,27 Mar 2018, 16:56 WIB
Penulis: Tegar Arief
Pengunjung melintas di gedung Bursa efek Indonesia Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Tekanan yang ditimbulkan oleh kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan perang dagang antara negara tersebut dengan China diyakini tidak akan berpengaruh besar terhadap pasar modal di Indonesia.

Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menjelaskan, sejak bulan lalu memang terjadi gejolak di pasar finansial yang disebabkan oleh kedua hal tersebut.

"Tapi kondisi Indonesia jauh lebih baik dan kuat menghadapi guncangan eksternal itu. Karena indikator ekonomi makro sangat baik. Misalnya, cadangan devisa baik, inflasi terjaga, dan suku bunga juga aman," katanya di Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Menurutnya, kondisi ini tidak akan bertahan lama. Artinya, jika kondisi di eksternal telah kembali kondusif, maka pasar modal Indonesia akan kembali mendapat dana segar baik dari investor lokal maupun investor asing.

Apalagi, imbuh Katarina, kinerja mayoritas emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup moncer, di mana mayoritas berhasil membukukan pertumbuhan kinerja double digit.

"Ada potensi menarik di pasar saham Indonesia karena fundamental yang kuat," ujarnya.

Selain saham, industri reksa dana juga akan pulih pascakegaduhan global. Terutama produk reksa dana saham yang menggunakan acuan berdasarkan pertumbuhan laba emiten, arus kas yang terjaga, manajemen yang baik, serta valuasi yang tidak terlalu mahal.

Dia menyarankan kepada investor untuk tidak berhenti menanamkan dananya di pasar modal.

"Gejolak ini memang menyebabkan investor panik dan berhenti. Kami mengimbau jangan berhenti berinvestasi karena Indonesia masih sangat menarik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini