Utang Pemerintah Masih Aman

Bisnis.com,28 Mar 2018, 14:17 WIB
Penulis: M. Richard
Ilustrasi utang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mengatakan pemerintah sudah menjaga utangnya dalam kondisi aman.

"Jadi ini yang rasanya ada yang miss dari pengkritik yang hanya melihat jumlah absolute-nya," kata Tony dalam acara peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia 2017, di Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Dikatakan, pemerintah telah melakukan hal yang dinamakan repo filling.

"Jadi utang di-setting sebaik mungkin sehingga jangka waktu utang lebih didominasi oleh utang jangka panjang sehingga tidak memberatkan [APBN]," ujarnya.

Bahkan, katanya, jika utang pemerintah sudah dalam keadaan yang tidak aman, lembaga rating utang jangka panjang sudah akan memberikan penurunan kredit terlebih dahulu. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara menjelaskan bahwa utang pemerintah masih berada di bawah 30%.

"Bahkan rasio utang masih dibawah dari ketentuan yang diatur dalam UU [yakni 60%], bahkan kalau ditambah dengan utang swasta juga masih dibawah 60% terhadap PDB," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga selalu menjaga budget defisit tidak lebih dari 3%. Itu artinya, utang tidak hanya dalam rasio yang rendah, tetapi juga akan selalu dijaga kondisinya. Lebih lanjut, Suahasil menjelaskan, rata-rata utang pemerintah tersebut memiliki jatuh tempo 8 tahun hingga 9 tahun.

"Jadi utang kami atur jangan sampai membebani APBN [dalam waktu dekat]," katanya.

Suahasil juga mengklaim pihaknya juga selalu menjaga kepercayaan pasar, karena pelaku pasar juga memiliki SBN yang diperdagangkan di secondary market.

"Kita juga selalu membangun komunikasi intesnif dengan pemilik dana ini, artinya ketika kita berhutang dengan market kami harus menjaga kepercayaan pasar.”

Bahkan, dengan semua yang dilakukan saat ini, pemerintah mendapatkan apresiasi dari pihak internasional karena dapat mengelola utangnya dengan sangat profesional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini