Sentimen Global Menekan Kinerja Indeks Bisnis-27

Bisnis.com,29 Mar 2018, 22:05 WIB
Penulis: Anidaul Masruroh, Analis Bisnis Indonesia Resources Center (BIRC)

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Bisnis-27 ditutup menguat 0,59% di level 546 namun terkoreksi secara year to date sebesar 5,48%. 

Kinerja ini tidak terlepas dari tren IHSG yang tertekan sepanjang Maret 2018 yang juga terkoreksi sepanjang Maret 2018 sebesar 2,62% (ytd) dan menguat pada penutupan akhir Maret sebesar 0,78% di level 6.188. 

Sentimen global sepanjang Maret 2018 cukup menghantam performa Indeks Bisnis-27 dan IHSG. Ketegangan yang sempat terjadi antara Trump dan China terkait perang dagang meningkatkan kekhawatiran investor.

Selain itu, harga minyak dunia juga sempat melemah selama 2 pekan akibat kelebihan stok minyak AS, bahkan adanya ketegangan politik dan konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak mampu menahan downtren harga minyak dunia.

Bisnis-27 Index Technical Review
Secara teknikal Indeks Bisnis-27 tertahan pada support Fibonacci 38,2% di level 540 dari downtrend sejak akhir Januari di level 611.

Indikasi tertahan pada support dan kembali menguji MA 50 (561) yang menjadi resistance terdekat, meskipun demikian indikator Stochastic terlihat menguat dengan indicator RSI yang cenderung tertekan pada zona dekat oversold. 

Di tengah minimnya sentimen positif sehingga diperkirakan Indeks Bisnis-27 masih akan flat lebih lama di rentang 508-534. Perlu breakout 561 untuk mengawali uptrend menuju 614 yang diperkirakan terjadi pada pertengahan April 2018.

Jakarta Composite Index Technical Review
Secara teknikal IHSG pun juga tertahan pada support Fibonacci 38,2% di level 6.188 dari penurunan yang terjadi sejak pertengahan Februari pada level 6.689.

IHSG tertahan pada support dan kembali menguji MA 50 (6.240) yang menjadi resistance terdekat, meskipun demikian indikator Stochastic terkonsolidasi dengan indicator RSI yang terlihat tertekan pada zona dekat oversold. 

IHSG saat ini tengah berada dalam fase bottoming sehingga diperkirakan akan mengakhiri downtrend yang terjadi sejak pertengahan Februari 2018. IHSG diperkirakan tidak akan turun di bawah 5.733. Perlu adanya breakout di level 6.240 untuk mengawali uptrend menuju 6.747 yang diperkirakan terjadi pada pertengahan April.

Indeks Bisnis27 dan indeks Lain

Sepanjang Maret 2018, hampir sebagian besar kinerja indeks acuan mencatatkan koreksi. Kinerja Indeks Bisnis-27 yang tumbuh minus 5,48% (ytd) terpantau lebih rendah dibandingkan dengan Indeks IDX SMC Liquid 1,12% (ytd), IDX SMC Composite 4,79% (ytd), Pefindo25 Index 7,71% (ytd), dan DBX 2,1% (ytd).

Kondisi ini tidak terlepas dari komposisi Indeks Bisnis-27 yang sebagian besar merupakan big caps tengah mencatatkan performa terbatas sepanjang Maret 2018.

Namun, Indeks Bisnis-27 masih terbilang cukup unggul apabila dibandingkan dengan Index LQ-45 minus 6,83% (ytd), Sri Kehati Index minus 5,76% (ytd),
JII minus 7,22% (ytd), Sminfra18 minus 8,06% (ytd), dan Indeks IDX30 7,47% (ytd).

Sepanjang Maret 2018, terdapat 13 konstituen Indeks Bisnis-27 menjadi penggerak utama sedangkan 14 emiten lainnya menjadi penekan.

Sementara itu, sektor yang menjadi penopang Indeks Bisnis-27 ditopang oleh sektor konsumsi dan pertambangan yang masih menjadi primadona di pasar saham. Dimana sektor konsumsi diwakili oleh konstituen PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan pertumbuhan secara year to date sebesar 46,04%.

Selanjutnya, sektor pertambangan diwakili oleh konstituen PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 37,68% dan 19,51%.

LQ 45

Tren performa Indeks Bisnis-27 dan IHSG sepanjang April masih akan lebih dominan dipengaruhi oleh tekanan eksternal. Di mana apresiasi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah masih membayangi dan fluktuasi harga komoditas masih akan mempengaruhi laju Indeks Bisnis-27 dan IHSG. 

Selain itu, rilis data makroekonomi pada awal bulan di beberapa negara utama di Zona Euro akan menjadi informasi menarik untuk dicermati investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini