BPOM Semarang Sidak Pasar Swalayan Cari Makarel yang Mengandung Cacing Gilig

Bisnis.com,29 Mar 2018, 14:32 WIB
Penulis: Alif Nazzala Rizqi
Petugas BPOM Semarang sedang melakukan razia ikan makarel yang mengandung cacing gilig./Bisnis-Alif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, SEMARANG -- Petugas gabungan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang bersama tim Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) menggelar inspeksi mendadak ke sejumlah pasar swalayan di Semarang, untuk memeriksa produk ikan makarel yang mengandung cacing gilig.

Razia gabungan dimulai dari dua swalayan Kecamatan Ngaliyan, pada Kamis (29/3/2018). Petugas memeriksa puluhan kaleng ikan makarel yang diduga mengandung cacing gilig ataupun telah kedaluwarsa.

"Kami mulai menelusuri produk-produk ikan makarel yang dijual di Semarang. Ini kami lakukan guna mengantisipasi beredarnya kandungan cacing pada produk ikan makarel," kata Elisa Kesumaesti, Staf Pemeriksaan BPOM Kota Semarang.

Dari razia di Swalayan Goori, petugasnya mendapati empat merek ikan makarel telah ditarik dari peredaran. Dia mengaku telah menyita beberapa kaleng untuk diuji kandungan ikan di dalamnya di laboratorium BPOM.

"Di sini, kami ambil sampelnya untuk diuji di laboratorium. Sejauh ini, di Semarang belum ditemukan kandungan cacing pada ikan makarel," papar Elisa.

Dia menjelaskan empat merek yang sudah ditarik dari peredaran yaitu ikan makarel Botan berukuran 425 gram dan 155 gram, ikan makarel ABC, ikan makarel King Fisher dengan ukuran yang sama dan ikan makarel Pronas.

Sementara itu, menurut Hendro Priyastono, Asisten Store Manager Swayalan Goori di Ngaliyan, penarikan empat merek makarel dilakukan atas perintah pimpinan toko di kantor pusat Jakarta. Penarikan langsung dilakukan begitu pengelola Swalayan Goori mendapati kabar beredarnya kandungan cacing pada ikan makarel.

"Informasi didapat dari media massa ditambah adanya perintah langsung dari pengelola swalayan di Jakarta, maka kemudian dilakukan penarikan produk makarel yang dijual di sini," terangnya.

Selama ini, Hendro menganggap produk ikan makarel banyak diminati pembeli. Selain gampang diolah, ikan makarel bisa disimpan dalam waktu lama.

Hampir saban hari, pihaknya mendapat distribusi dua dus makarel berbagai jenis. Dengan kondisi ini, maka pihak swalayan memilih menunda penjualan makarel sampai ada pembenahan kualitas sesuai aturan BPOM.

"Pemasok harus mengklarifikasi terkait kandungan cacing di dalam makarel untuk menghindari komplain para pembeli," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini