Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan jumlah dana pihak ketiga (DPK) pada bulan kedua 2018 sedikit melambat, terutama karena berkurangnya jumlah deposito rupiah.
Dalam laporan terbaru Data Analisis Uang Beredar yang dikutip Bisnis, Sabtu (31/3/2018), Bank Indonesia menyatakan jumlah DPK periode Februari 2018 sebesar Rp5.106,1 triliun.
Jumlah tersebut tumbuh 8,2% secara year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 8,5%.
Perlambatan DPK tersebut bersumber dari DPK berdenominasi rupiah, khususnya pada jenis simpanan berjangka yang tercatat tumbuh 6,6%, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 8,2%.
“Perlambatan pertumbuhan simpanan berjangka tersebut sejalan dengan penurunan suku bunga simpanan berjangka untuk seluruh tenor pada bulan Februari 2018,” demikian disampaikan Bank Indonesia.
BI juga mencatat suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, 6 , 12 dan 24 bulan pada Februari 2018 masing-masing tercatat 5,65%, 5,97%, 6,40%, 6,56%, dan 6,73%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,72%, 6,03%, 6,49%, dan 6,68% dan 6,74%.
Simpanan berjangka tercatat tumbuh melambat dari 8% menjadi 5,9% secara yoy pada Februari 2018 yang bersumber dari penurunan simpanan berjangka perseorangan, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Sementara itu, melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka korporasi di Provinsi DKI Jakarta dan Sumatra Utara menjadi faktor perlambatan simpanan berjangka korporasi secara umum.
Namun demikian, giro dan tabungan masing-masing tumbuh 9,4% (yoy) dan 10,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy) dan 10,4% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel