Ini Alasan Jerry Lo Bangun Ekspansi ke Negara Asia Tenggara

Bisnis.com,01 Apr 2018, 15:29 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Founder & Owner JHL Group Jerry Hermawan Lo (dari kiri), Brand Ambassador Carstensz Residence Olla Ramlan, dan Marketing Director Carstensz Residence Poppy Sayogo menyampaikan paparan saat peluncuran show unit pertama di mal Living World Alam Sutra, Banten, Rabu (25/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang Indonesia ternyata tak mau kalah dengan sejumlah investor Cina yang agresif membuka proyek di negara lain, khususnya di Asia Tenggara.

Founder dan Owner JHL Group, Jerry Hermawan Lo mengatakan saat ini para investor Cina memang sedang begitu agresif membangun proyek di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam dan Kamboja. Hal ini juga yang mendorong perusahaan ikut membangun di Filipina dan Kamboja melalui konsep hunian superblock.

“Properti disana menggeliat, karena banyak investor Cina yang masuk kesana. Jadi orang Cina, sibuk bangun disana sekarang,” ungkap Jerry di Carstensz Residences, Sabtu (24/3/2018).

Selain Jerry, President Director PT Brewin Mesa Sutera Bill Cheng mengatakan Singapura memang adalah investor yang cukup agresif di Indonesia saat ini. Meskipun demikian masih ada dua investor untuk properti yang lebih agresif dan sudah banyak melakukan pembangunan yaitu Jepang dan China.

Menurut Bill, investor Jepang adalah investor tua alias investor lama yang selalu memakai cara konservatif dalam melakukan pembangunan. Jepang juga cenderung mencari proyek yang aman dari resiko kerugian. Berbeda dengan Cina, yang dipandang Bill sebagai kompetitor terkuat bagi sangat berambisi. Apalagi, Cina melakukan investasi melalui badan usaha milik negara (BUMN) sehingga porsi biaya tidak terlalu berat.

“China adalah kompetitor kami yang paling agresif, dan berbahaya,” ujar Bill.

 Sementara itu Ferry Salanto, Senior Associate Research Director Colliers International Indonesia mengatakan Cina memang salah satu negara yang sedang gandrung menanamkan investasi ke sejumlah negara yang memiliki proyek pembangunan infrastruktur.

 “Kayak di Indonesia ada beberapa proyek yang dipicu oleh proyek infrastruktur, yang mereka kerjakan dengan mengembangkan properti, ini tetap berkaitan,” ungkap Ferry.

Ferry tak menampik bahwa selain Indonesia, China juga melirik Vietnam sebagai lahan subur penanaman investasi properti di Asia Tenggara. Menurut Ferry, hal ini dipicu oleh banyak kemudahan investasi yang ditawarkan oleh Vietnam kepada investor asing.

“Vietnam menawarkan kemudahan investasi lebih baik dibandingkan Indonesia, dan pertumbuhan ekonomi mereka tinggi, di atas 6%. Selain kemudahan prospek ekonomi lebih banyak para investor selain Cina lari kesana, termasuk Jepang,” papar Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Rochmad Purboyo
Terkini