Sulsel Gandeng Bulog Bangun Pasar Induk Beras 135.000 Ton

Bisnis.com,03 Apr 2018, 17:50 WIB
Penulis: Amri Nur Rahmat
Pekerja beristirahat di atas tumpukan karung beras/ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menginisiasi pembangunan pasar induk komoditas beras sebagai upaya pengendalian harga kebutuhan pokok tersebut.

Kepala Dinas Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah mengatakan keberadaan pasar induk dinilai sudah sangat mendesak agar stabilisasi harga komoditas beras tetap terjaga berkelanjutan.

Menurut dia, pasar induk juga dipersiapkan menjaga ketersediaan stok beras sehingga distribusi berjalan secara efektif dan mengoptimalkan produksi Sulsel yang selalu mencatatkan surplus secara tahunan.

Adapun pasar induk yang direncanakan itu bakal ditempatkan pada dua daerah yakni Parepare dan Makassar dengan kapasitas total sebanyak 135.000 ton.

"Skemanya itu [pengadaan pasar induk] memanfaatkan pula gudang penyimpanan milik Bulog di Makassar dan Parepare. Ada jalinan MoU antara Gubernur Sulsel dan Dirut Bulog," ujarnya, Selasa (3/4/2018).

Hadi menjelaskan, gudang penyimpanan Bulog itu selanjutnya bakal didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan aktivitas transaksi jual beli secara langsung bisa terlaksana.

Dengan demikian, pasar induk tersebut memiliki konsep terintegrasi sehingga pasokan maupun stok tersedia menyesuaikan dengan permintaan.

"Pedagang besar dari luar Sulsel juga bisa melakukan pembelian tanpa harus lagi ke petani secara langsung. Distribusi beras lebih efesien dan terukur," paparnya.

Dalam beberapa kesempatan, Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan sentra penjualan beras atau pasar induk sangat dibutuhkan pada sentra produksi termasuk Sulawesi Selatan.

Menurutnya, pasar induk mampu memangkas rantai distribusi industri bahan pangan pokok ini sehingga harga yang diterima masyrakat menjadi lebih murah.

"Apalagi Sulsel ini memiliki kontribusi hingga 8% terhadap total produksi beras nasional. Pasar induk juga bisa menjadi acuan harga dan ketersediaan stok beras," kata Syarkawi yang juga merupakan dosen dan ekonom Universitas Hasanuddin Makassar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini