Pada 2019, Kementerian PPN Patok Angka Stunting Turun

Bisnis.com,04 Apr 2018, 16:55 WIB
Penulis: Stefanus Arief Setiaji
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro

Kabar24.com, JAKARTA — Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menargetkan penurunan angka stunting pada anak usia di bawah 2 tahun dari 32,9% pada 2013 menjadi 28% pada 2019.

Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) telah menjadikan stunting sebagai salah satu proyek prioritas nasional. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Dalam keterangan resminya, Rabu (4/4/2018), Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan bahwa pemerintah telah menargetkan penurunan stunting pada anak usia di bawah dua tahun.

Dengan komitmen seperti itu, kata Bambang diharapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia mampu bersaing di era ekonomi digital yang memerlukan penguasaan teknologi dan skill yang tinggi, serta memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi.

Saat ini, katanya kondisi stunting pada balita Indonesia terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi.

Pemerintah menetapkan 100 kabupaten prioritas untuk pengurangan angka stunting. Selanjutnya, ada 200 kabupaten lagi yang akan ditangani. Stunting tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah dengan jumlah mencapai 16,9% dan terendah ada di Sumatra Utara dengan 7,2%. Secara nasional, stunting rata-rata terjadi hingga 10,2%.

Bambang menyebut stunting menyebar di seluruh wilayah dan lintas kelompok pendapatan.

Sebelumnya, dalam rangka meningkatkan komitmen dan kapasitas daerah serta para pemangku kepentingan dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi di kabupaten/kota, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan acara Stunting Summit yang mengusung tema Bersama Cegah Stunting pada 28 Maret 2018, di Hotel Borobudur, Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini