Kemenperin Bakal Gelontorkan Bantuan untuk Petambak Garam

Bisnis.com,05 Apr 2018, 17:50 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Petani memanen garam di Desa Kedungmalang, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (19/8)./ANTARA-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian berencana memberikan bantuan peralatan bagi petambak garam untuk meningkatkan kualitas garam lokal.

Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin, mengatakan apabila Kementerian Kelautan dan Perikanan berusaha mendorong dari sisi on farm, maka pihaknya membantu dari sisi off farm.

"Kami akan memberikan bantuan, misalnya berupa peralatan pemurnian yang ditempatkan di kelompok-kelompok tani. Harapannya kualitas garam lokal bisa lebih dari 94% atau mencapai 97%," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Menurutnya, rencana ini dilatarbelakangi para petani garam yang sering menjual hasil panen tanpa diproses terlebih dahulu. Dengan demikian, kualitas garam yang dijual pun rendah.

Saat ini, Kemenperin bersama asosiasi masih melakukan pembahasan daerah mana yang akan dijadikan sebagai proyek percontohan. Khayam menyatakan program ini akan direalisasikan secepatnya untuk meningkatkan penyerapan garam lokal.

"Tahun ini harus dimulai, enggak bisa ditunda-tunda lagi," ujarnya.

Khayam juga berharap ke depan nanti tidak ada lagi ketidakselarasan antara industri dengan petani garam lokal. Kemenperin juga mendorong program resi gudang untuk memetakan pasokan garam yang ada.

"Resi gudang ini kan ada sertifikasinya, sehingga kalau petani garam bilang punya sekian ton, itu nyata," katanya. 

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan garam merupakan komoditas strategis yang digunakan secara luas, mulai dari konsumsi hingga berbagai macam industri. 

Kebutuhan garam nasional pada tahun ini diperkirakan sekitar 4,5 juta ton yang terdiri atas kebutuhan industri sebesar 3,7 juta ton dan konsumsi sebesar 800.000 ton.

"Pemenuhan kebutuhan yang belum bisa dipenuhi petani garam lokal merupakan keprihatinan sekaligus menjadi tantangan. Untuk itu, diperlukan upaya yang serius dan program yang matang dan terencana dan berkesinambungan, yang tidak mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat," jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ratna Ariyanti
Terkini