Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. memutuskan menunda pembahasan rencana rights issue sebesar Rp2 triliun.
Agus Noorsanto Direktur Utama BRI Agro menyatakan penundaan tersebut akan dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia. Penundaan dilakukan karena pembahasan masih belum lengkap.
"Ya kami sampaikan bahwa itu belum bisa dibahas (dalam RUPST) akan dibahas di rapat berikutnya. Itu hasil koordinasi kami dengan pemilik saham," katanya usai RUPST, Kamis (5/4/2018) malam.
Dia menambahkan, pembahasan tentang rights issue akan kembali dilakukan dalam RUPS. Agus belum dapat memastikan kapan rapat tersebut dilakukan. Namun, sesuai ketentuan, selang waktu dengan RUPS berikutnya paling cepat 45 hari.
Dengan demikian, dia memastikan rencana perseroan untuk mendapatkan izin efektif dari OJK untuk rights issue yang semula ditargetkan pada Mei 2018 dipastikan akan mundur. Agus memperkirakan aksi penambahan modal baru dapat direalisasikan pada awal semester II/2018.
"Karena kalau dipaksakan mengejar semester ini takutnya akan terlalu mepet. Target konservatifnya kuartal III," tuturnya.
BRI Agro berniat melakukan penambahan saham tersebut untuk memperkuat permodalan perseroan agar dapat naik ke kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) III pada tahun 2018.
Rights issue direncanakan sebanyak-banyaknya 6 miliar lembar saham dengan target dana tambahan sebesar Rp2 triliun.
Dia mengatakan, dengan menjadi bank BUKU III yang memiliki modal inti Rp5 triliun – Rp30 triliun, perseroan akan punya kesempatan dan keleluasaan untuk mengembangkan bisnis dan menyempurnakan layanannya.
"Rencananya dananya untuk pengembangan bisnis ke depan supaya kami bisa lebih leluasa mengembangkan bisnis, di samping itu supaya bisa melaksanakan aktivitas perbankan yang ketika BUKU II tidak bisa seperti bancassurance."
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo sebelumnya menyatakan perseroan tidak akan menggunakan seluruh haknya dalam rights issue BRI Agro sehingga porsi saham Bank BRI akan berkurang.
"Kami lepas sebagian, kami tidak akan gunakan rights kami seluruhnya, jadi mungkin kami lepas hingga kurang lebih tinggal 78% dari saat ini 87%, jadi berkurang 9%," kata Haru.
Pada perkembangan lain, RUPST BRI Agro juga memutuskan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Dari total laba bersih tahun 2017 Rp140 miliar, sebanyak 40% setelah dikurangi cadangan atau setara Rp53 miliar dibagikan dengan harga Rp2,89 per lembar saham. Sisanya digunakan untuk memperkuat permodalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel