Inilah Petisi Kegundahan Pengguna Jalur KRL Tangerang — Duri

Bisnis.com,06 Apr 2018, 23:49 WIB
Penulis: Dewi Aminatuz Zuhriyah
KRL Commuter LIne/Twitter @CommuterLine

Bisnis.com, JAKARTA-- Belakangan ini kondisi stasiun commuterline pada jalur Tangerang — Duri marak dibicarakan.

Bagaimana tidak, semenjak ditambahnya jam perjalanan KA Bandara, jam perjalanan commuterline tujuan Tangerang — Duri ataupun sebaliknya terkena imbas.

Melalui akun petisi change.org, para pengguna KRL meminta agar pemerintah mengembalikan KRL Tangerang — Duri dan Angke — Depok di Stasiun Duri ke jalur semula.

Hingga hari ini, setidaknya sudah ada 139 orang yang menandatangani petisi tersebut.

Pada petisi tersebut dituliskan semenjak 26 Maret stasiun Duri mendadak melakukan perubahan jalur kereta commuter line.

KRL dari arah Tangerang yang sebelumnya berhenti di Jalur 4, saat ini pindah ke Jalur 5.

Kemudian KRL dari arah Angke yang sebelumnya berhenti di Jalur 3, saat ini pindah ke Jalur 2.

Jalur 4 dan Jalur 3 merupakan jalur yang sangat strategis, karena penumpang yang turun di Jalur 4, dapat langsung menunggu kereta di Jalur 3.

Pemilihan tersebut sebenarnya sangat tepat, dikarenakan sebagian besar bahkan mungkin hampir 90% lebih penumpang di Stasiun Duri merupakan penumpang dari arah Tangerang (sebelumnya di Jalur 4) dan transit untuk berpindah kereta kearah Tanah Abang/Sudirman/Depok (sebelumnya di jalur 3).

Jumlah penumpang dari arah Tangerang yang transit di Stasiun Duri untuk setiap ritase dapat mencapai 2.400 orang dengan KRL 10 gerbong.

Namun, semenjak diubah ke jalur 5, penumpang diharuskan menyebrang untuk keluar dari jalur 5.

Untuk melakukan penyeberangan, penumpang hanya diberikan 2 opsi, yakni menyeberang melintasi setiap jalur dengan penumpang harus berjalan jauh ke arah selatan dan melewati jauh setiap ujung kereta atau harus menggunakan eskalator yang jumlahnya hanya 1 dengan kapasitas 2 orang.

Sebab itu, melalui petisi tersebut para pengguna KRL meminta pemerintah, sebelum melakukan perubahan jalur kereta memikirkan dan menganalisa dampaknya terlebih dahulu.

Pemerintah juga diminta melihat dulu dari arah mana dan menuju kemana sebagian besar penumpang datang. Tuntutan lainnya, pemerintah harus menghitung waktu yang dibutuhkan penumpang untuk berpindah peron.

Respons Pemerintah

Pemerintah melalui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun menyampaikan maaf atas kondisi yang terjadi.

Tak hanya itu, saat rapat di Hotel Le Meredien dengan para pemangku kepentingan, termasuk perwakilan komunitas pecinta kereta api jurusan Tangerang—Duri Kemenhub menyiapkan tiga solusi..

Menteri Budi Karya mengaku menyiapkan tiga solusi untuk mengatasi kepadatan stasiun Tangerang — Duri.

Solusi pertama adalah menambah satu slot perjalanan headway di jam sibuk.

“Jadi kita akan cari, kami persilakan [juga] para perwakilan pecinta [KRL] menetapkan satu perjalanan dari Batu Ceper menuju Jakarta pada pagi hari dan sore hari dari Duri menuju Batu Ceper,” ujar Budi di hotel Le Meridien, Jumat (6/4).

Solusi kedua, memberikan kuota dengan jumlah tertentu kepada penumpang KRL untuk bisa menumpang kereta bandara di waktu tertentu. “Harga tiketnya sama dengan KRL. Nanti kami beri subsidi supaya Railink tidak rugi.”

Solusi ketiga, mempercepat penyelesaian jalur siding atau jalur belok berupa tambahan rel yang jadi cabang dari rel utama. Jalur ini berfungsi untuk mengatur laju rangkaian kereta yang sama-sama melalui rel tersebut. “Kami upayakan selesai dalam waktu satu bulan,” ujar Menhub.

Budi Karya juga berjanji memberikan fasilitas berupa penambahan tangga dan ruang tunggu yang akan ditutupi tenda agar pengguna kereta merasa lebih nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini