Selamat Hari Nelayan Nasional, Jayalah Nelayanku...

Bisnis.com,06 Apr 2018, 08:55 WIB
Penulis: Yoseph Pencawan

Bisnis.com, JAKARTA — Ada sebuah tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun oleh warga pesisir Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Yang mana pada hari tertentu setiap tahunnya dilaksanakan upacara adat mempersembahkan sesajen ke laut.

Upacara ini dilakukan oleh warga sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan laut serta berharap agar hasil itu semakin baik pada tahun berikutnya.

Upacara ini disebut-sebut sebagai aktivitas yang menginspirasi ditetapkannya Hari Nelayan Nasional 58 tahun lalu. Bedanya, sesajen yang diberikan dewasa ini biasanya berupa benih ikan dan anak penyu.

Dalam perkembangan terkini, keberpihakan kepada nelayan salah satunya ditunjukkan pemerintah dengan menjalankan kebijakan yang cukup menghentak, yakni meledakkan kapal-kapal asing yang sudah divonis sebagai pencuri ikan.

Meski masih bisa diperdebatkan berdampak signifikan atau tidak, tetapi yang pasti Ditjen Perikanan Tangkap KKP mencatat produksi perikanan tangkap pada 2017 mengalami peningkatan.

Sepanjang 2017, produksi perikanan tangkap tercatat mencapai 7,7 juta ton yang terdiri atas 7 ton ikan laut dan 642.670 ton ikan perairan darat.

Volume itu setara dengan Rp158 triliun atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang senilai Rp121,6 triliun. Karena itu, KKP pun kemudian berani memasang target produksi perikanan tangkap untuk ikan laut sebanyak 9,45 juta ton.

Adapun rerata pendapatan rumah tangga nelayan pada 2017 naik menjadi Rp2,7 juta per orang per bulan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp2,1 juta per orang per nelayan.

Pada tahun ini, pemerintah menetapkan target rata-rata pendapatan nelayan sebesar Rp3,6 juta per orang per bulan dengan nilai tukar petani di level 112. Sementar aitu, nilai produks perikanan tangkap diproyeksikan sebesar Rp209,8 triliun dengan pertumbuhan PDB perikanan 11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gajah Kusumo
Terkini