Bank Kecil Terpuruk Selama 2017, Likuiditas & Suku Bunga Jadi Pemicu

Bisnis.com,07 Apr 2018, 20:16 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri Bank MNC di Jakarta, Senin (27/11)./JIBI-Dwi Prasetya
Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank, terutama bank kecil masih mengalami penurunan laba bahkan merugi di tengah tren positif pertumbuhan laba industri perbankan pass tahun 2017 lalu.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah menilai kondisi tersebut industri perbankan RI masih sangat tersegmentasi. Tantangan bagi bank kecil berbeda dengan bank menengah besar,  khususnya terkait likuiditas dan ketergantungan kepada nasabah besar.

Bank kecil cenderung kesulitan likuiditas, berebut dana dengan menawarkan suku bunga yang tingi. Tantangan ini menjadi beban besar saat Bank Indonesia menurunkan suku bunga.

“Ketika dua periode terakhir BI menurunkan suku bunga acuan, bank kecil menghadapi dilema, menurunkan suku bunga akan menyebabkan nasabah besar mereka memindahkan dana, kalau tidak menurunkan bunga, mereka tidak bisa bersaing,” katanya saat dihubungi Bisnis belum lama ini. 

Terbatasnya Dana pihak ketiga (DPK) dan biaya dana yang tinggi, dengan suku bunga acuan BI terus turun, membuat bank menengah kecil menurunkan margin bunga bersih dan membuat keuntungan kian menipis. “Ketika bank tersebut tidak cukup efisien, dapat dipastikan bank tersebut akan merugi.”

Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan BUKU I dan II yang berkaitan dengan sektor UMKM, memiliki pertumbuhan laba yang rendah dan NPL yang meningkat.

Bhima memprediksi, persebaran laba pada 2018 masih tidak akan berbeda dengan tahun sebelumnya yakni didominasi oleh BUKU III dan IV, terutama akibat perbaikan kredit korporasi, konstruksi dan pembiayaan ekspor.

“Kesimpulannya prospek bank buku I dan II masih melambat meskipun tidak seburuk tahun lalu. Cara untuk lebih kompetitif adalah lakukan efisiensi biaya operasional karena bank kecil sulit bersaing karena BOPO dan NIM tinggi. Selain itu perlu menambah investasi baru untuk upgrade ke layanan digital dan berkolaborasi dengan fintech.”

Berdasarkan data yang dikumpulkan Bisnis, beberapa bank yang mengalami kerugian sepanjang tahun lalu. Misalnya PT Bank Of India Tbk. (BOI), dengan kerugian Rp127 miliar, lebih rendah dari jumlah kerugian pada 2016 sebesar Rp505 miliar.

Setali tiga uang, PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) baru-baru ini juga melaporkan kerugian sebesar Rp685 miliar, bertolak belakang capaian laba sebesar Rp9 miliar pada 2016. Kerugian itu akibat beberapa faktor, misalnya, turunnya pendapatan bunga dan penyaluran kredit, serta naiknya beban operasional.

Kendati tidak sampai merugi, beberapa bank juga mengalami penurunan laba sepertj PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) yang membukukan laba Rp86 miliar pada 2017, turun 7% secara tahunan. menjadi Rp86 miliar. Penurunan itu akibat turunnya pendapatan operasional selain bunga.

PT Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) juga membukukan penurunan laba 78,7% sepanjang tahun lalu menjadi Rp14,4 miliar. Rontoknya laba tersebut disebabkan naiknya beban operasional sebesar 90% menjadi Rp304 miliar. aiknya beban operasional sebesar 90% menjadi Rp304 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini