Industri Hulu Plastik Pangkas Produksi

Bisnis.com,08 Apr 2018, 18:02 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Peserta mengoperasikan mesin cetak kemasan seusai pembukaan pameran INDOPLAS, INDOPACK, dan INDOPRINT 2016 di Jakarta/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Permintaan impor bahan baku tidak serta merta mendatangkan keuntungan bagi produsen hulu berbahan baku impor. 

Wakil Ketua Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Edi Rivai menuturkan melonjaknya impor bahan baku plastik secara signifikan seperti polypropylene dan polyethylene telah membuat produsen memangkas produksi. 

"Saat ini kami mesti menurunkan produksi  hingga 30% dibandingkan dengan tahun lalu guna menghindari makin banyaknya over flow produksi," kata Edi, Sabtu (7/4/2018). 

Kalangan industri hulu plastik memperkirakan terdapat empat faktor sehingga anomali impor bahan baku justru menekan produksi.  Pertama, kemudahan importasi dengan kebijakan post border. Barang impor langsung dikirim ke gudang-gudang. Kedua, masuknya bahan baku berfasilitas bea masuk ditanggung pemerintah dari negara most favored nation (MFN). Ketiga, peningkatan pasokan polypropylene dan polyethylene dari negara-negara di Asia tenggara atau negara yang tergabung dalam Free Trade Agreements (FTA), sedangkan yang keempat, rencana pemerintah untuk menerapkan cukai plastik juga membuat permintaan berkurang.  

"Kondisi ini menjadi kekwatiran bagi anggota Inaplas yang tengah mengadakan ekspansi kilang baru polyethylene kapasitas 400.000 ton per tahun," katanya. 

Rencana China menaikkan tarif polytehylene sebesar 25% bagi produk Amerika Serikat (AS) juga akan membuat impor semakin marak. China menyerap 11% dari produk petrokimia AS. Perlindungan pasar oleh China akan membuat produk dari AS ini tidak kompetitif. Dampaknya akan lebih banyak bahan baku plastik yang membanjiri Asia Tenggara terutama Indonesia yang memiliki pasar sangat besar. 

"Permintaan menjelang lebaran tidak kami rasakan yang ada adalah kekhawatiran terjadi over flow penumpukan produksi," katanya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ratna Ariyanti
Terkini