Bisnis.com, JAKARTA – Bos PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. berharap pemerintah mengambil alih saham bank syariah pertama di Tanah Air itu, lewat mekanisme penawaran saham terbatas (rights issue).
Menurut Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana, kebutuhan permodalan yang disampaikan oleh Bank Muamalat saat ini dinilai menjadi saat yang tepat bagi pemerintah untuk kembali memiliki bank tersebut.
“Di bank Muamalat memang banyak sekali challenge dan mudah-mudahan ini merupakan momentum untuk kembali dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Karena potensinya begitu besar dan ini juga didirikan oleh para pendiri kita seperti MUI, ICMI dan jamaah haji pada saat itu. Walaupun asing banyak beminat kepada kita, akan sayang nanti kesempatan ini [dilewatkan],” katanya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Dia menjelaskan, pada dasarnya ada sejumlah calon investor yang telah menyatakan minatnya untuk membeli saham Bank Muamalat. Selain dari korporasi swasta di dalam negeri, ada juga dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Timur Tengah.
Selain itu, Permana – begitu dia biasa disapa, juga mengungkapkan telah pernah mendapat penyataan minat dari pemerintah, baik melalui Kementerian BUMN maupun lewat bank pelat merah. Namun, Permana mengaku akan lebih memilih bila diakuisisi oleh pemerintah.
Bank Muamalat sendiri membutuhkan modal tambahan karena rasio kecukupan modal pada tahun lalu sempat turun di bawah 12%, meskipun masih pada batas aman. Namun, satu sisi Muamalat juga didera oleh pembiayaan bermasalah. Adapun, pemegang saham lama tidak akan menambah modal di bank tersebut dengan alasan yang kurang jelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel