IA-CEPA Rampung November 2018

Bisnis.com,14 Apr 2018, 08:10 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita/Bisnis/Nirmala Aninda

Bisnis.com, BATAM--Pemerintah Indonesia dan Australia akan menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada Oktober atau November tahun ini.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tim negosiasi dari kedua negara akan menuntaskan pembahasan yang masih tertunda bulan April.

"Bulan Agustus, kami harapkan ada final text untuk kesepakatan itu," kata Enggar, setelah Rakorpusda di Batam, Jumat (13/4).

Jika pada April belum ada kesepakatan dari negosiasi tersebut, kementerian perdagangan dari kedua negara akan melakukan pertemuan.

Menurut Enggar, Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Steven Ciobo tidak berkeberatan melakukan kunjungan ke Indonesia untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kemudian, dia mengungkapkan kedua kepala negara diharapkan menandatangani IA-CEPA pada Oktober atau November.

Saat ini, Enggar mengungkapkan 90% poin dalam IA-CEPA sudah disepakati.

Pokok negosiasi saat ini mengerucut pada permintaan Australia untuk membuka bea masuk untuk perdagangan jasa dengan Indonesia.

"Sekarang, kami minta yang services jadi mereka minta buka itu karena kita sudah dapat 0% [untuk barang] sehingga tidak banyak lagi. Insya Allah sudah selesai," tegas Enggar.

IA-CEPA merupakan perjanjian kerja sama yang cakupannya lebih luas dari sekedar Free Trade Agreement (FTA) tradisional.

Seperti diketahui, peluncuran perundingan tersebut dilakukan pada 2 November 2010. Proses sempat terhenti pada 2011—2015 sehingga dilakukan reaktivasi pada Maret 2016.

Australia merupakan salah satu mitra dagang strategis Indonesia. Kementerian Perdagangan mencatat total perdagangan Indonesia dengan Australia pada 2016 senilai US$8,45 miliar.

Ekspor Indonesia tercatat senilai US$3,19 miliar dan nilai impor tercatat US$5,26 miliar. Komoditas nonmigas masih menjadi andalan kedua negara dengan total perdagangan senilai US$7,18 miliar sepanjang tahun lalu, sedangkan migas hanya US$1,27 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini