Indika Gandeng Exxon Bangun Fuel Storage US$108 juta

Bisnis.com,15 Apr 2018, 02:14 WIB
Penulis: Fahmi Achmad
Presdir PT Indika Energy Tbk M. Arsjad Rasjid PM didampingi Corsec Dian Paramita mengunjungi redaksi Bisnis Indonesia/Bisnis

Bisnis.com,  JAKARTA — Emiten energi terintegrasi PT Indika Energy Tbk. membangun terminal penyimpanan bahan bakar di Kalimantan dengan menggandeng ExxonMobil.

Arsjad Rasjid, Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy mengatakan pihaknya ingin mendapatkan fasilitas insentif fiskal berupa atas Holiday dengan melakukan investasi di hilir sektor migas.

“Kami ingin bangun fuel storage facility di Kalimantan dengan investasi Rp1,4 triliun untuk dapat atas Holiday. Insya Allah [nota kesepakatan kerja samanya] diteken Kamis [hari ini],” katanya dalam pertemuan dengan pimpinan media massa di Jakarta, Rabu Malam (11/4/2018).

Eddy Junaedy Danu, Direktur Indika menambahkan fasilitas penyimpanan itu akan menjadi milik Indika dan Exxon akan menyuplai dari Singapura.

“Nanti setelah di Kalimantan akan disalurkan melalui kapal-kapal kecil ke nusantara,” ungkapnya.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia hari ini (Kamis 12/4/2018), perseroan melalui surat yang diteken Aziz Armand, Direktur Indika mengatakan pihaknya melalui PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE)—anak perusahaan yang dimiliki secara tidak langsung— telah menandatangani Storage Facility Service Agreement dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia.

Dalam kontrak tersebut, KGTE akan membangun, memiliki dan mengoperasikan terminal untuk melakukan penyimpanan dan pengiriman bahan bakar dan jasa lainnya di Kariangau, Kalimantan Timur, eksklusif untuk Exxon.

Jangka waktu kontrak adalah 20 tahun dengan opsi perpanjangan 10 tahun. Adapun nilai kontrak diperkirakan US$108 juta. Tidak ada hubungan afiliasi antara perseroan dengan Exxon.

Indika, grup usaha energi yang dipimpin Agus Lasmono Sudwikatmono, pada 2017 mencetak laba bersih atau laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2017 mencapai US$335,42 juta. Nilai itu melonjak dari posisi rugi bersih pada 2016 sebesar US$67,59 juta.

Adapun, laba inti perseroan naik menuju US$94,47 juta dari sebelumnya rugi US$43,33 juta.

Perolehan laba bersih tercatat melonjak setelah dalam periode 2013-2016 selalu membukukan kerugian. Kontribusi laba Indika (INDY) berasal dari setoran keuntungan anak usaha seperti PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), PT Tripatra dan kini PT Kideco Jaya Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini