Masih Banyak Tantangan untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Bisnis.com,15 Apr 2018, 17:30 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Pertumbuhan/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Meski baru saja meraih kenaikan peringkat utang dari Moody's, pemerintah menyadari beragam pekerjaan rumah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan masih menjadi tantangan berat ke depan.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan, prinsipnya pemerintah akan terus melakukan pengelolaan APBN dan kebijakan fiskal yang kredibel dan efektif.

Adapun upaya yang dapat terus dilakukan pemerintah untuk dapat meningkat rating ke depannya menurut Moody’s antara lain kebijakan fiskal terukur yang dapat meningkatkan penerimaan negara secara signifikan.

"Sehingga akan meningkat fleksibilitas ruang fiskal untuk akselerasi belanja produktif di bidang sosial dan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat yang sejalan dengan pertumbuhan populasi dan tingkat pendapatan serta pendalaman pasar keuangan dan peningkatan daya saing. Kami tentu upayakan hal itu," katanya, Minggu (15/4/2018).

Loto mengemukakan, saat ini Moody’s memberikan kenaikan peringkat utang bagi Indonesia dari Baa3 positive outlook, menjadi Baa2 stable outlook atau setara dengan level BBB. Dengan demikian, Indonesia sudah mendapat peringkat Baa2/BBB dari tiga lembaga yakni Fitch (Des 2017), JCRA (12 Feb 2018), R&I (7 Maret 2018), dan Moody’s (13 Apr 2018).

Berdasarkan definisi rating Moody’s, peringkat Baa2 berarti surat berharga yang diterbitkan oleh Indonesia ada dalam kategori moderate credit risk dan medium grade.

Adapun stable outlook menggambarkan posisi rating yang akan stabil dalam beberapa waktu ke depan, serta menunjukkan risiko yang berimbang.

Menteri Keuanga Sri Mulyani Indrawati menilai, peningkatan rating dari lembaga Moody's merupakan konfirmasi bahwa pemerintah memperbaiki eko kredibel dan efektif untuk membangun Indonesia, menciptakan pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja kemiskinana dan ketimpangan.

"Ini adalah salah satu capain yang tentu kita syukuri dan akan kerja keras lagi agar lebih baik," ujarnya.

Sri Mulyani mengemukakan dari tingkat kedisiplinan juga sangat baik bahkan kalau dibandingkan dengan negara lain yang memiliki investment grade yang sama seperti Spanyol, India, dan Italia, tingkat utang pemerintah Indonesia masih di bawah mereka.

Hal ini juga menjadi bukti uang yang dikumpulkan sedang sangat dikelola dengan hati-hati karena dari masyarakat dan akan digunakan belanja yang bermanfaat bagi masyarakat pula.

"Prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan transparansi jadi kunci. Kami akan terus jaga ekonomi Indonesia agar tetap kuat dari setiap guncangan dan memiliki keberlanjutan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini