Bisnis.com, JAKARTA — Banyak orang yang merasa trauma dengan krisis keuangan. Takut krisis moneter. Memang harus diakui, banyak ABG alias angkatan babe gue atau orang-orang zaman old yang tidak bisa melupakan krismon.
Padahal, menurut saya era krismon sekarang ini sudah tidak ada lagi, kecuali ada perang. Sejak Indonesia masuk G20, krismon tidak ada lagi. Devaluasi tidak ada lagi. Inflasi sudah diatur bersama-sama antara 20 negara G20 sehingga semuanya sudah di-peg kepada dolar.
Coba pikirkan sejak 2004 dolar sudah di level Rp13.000 sampai sekarang, padahal harga tanah sudah naik 10 kali lipat.
Krismon sudah dihapuskan di Indonesia. Bagaimana dengan Venezuela? Itu negara sosialis, terlalu besar biaya subsidi negara. Makanan gratis, terpaksa peternak ayam tutup gulung tikar. Produksi dalam negeri anjlok semuanya impor dan pendapatan negara Venezuela akhirnya bangkrut.
Dua puluh tahun lalu di negara China sudah membludak investasi asing masuk negara China. Grafik uang beredar sudah naik terus sudah berjalan 20 tahun di China tidak ada tanda berhenti atau crash.
Harga tanah di China naik dari Rp20 juta sekarang menjadi Rp 400 juta. Tidak ada krismon di China. Bahkan dibandingkan dengan New Delhi harga tanah di China masih separuhnya New Delhi.
Peraturan LTV( loan to value) kredit KPR seolah-olah menghantui saat properti harga naik peraturan minimum uang muka alias DP 15%-30% jadi ganjalan. Sekarang DP sudah banyak yang 5%.
Bunga BI rate bank Indonesia sudah mencapai titik terendah 4% dalam 15 tahun terakhir dan bunga BI rate adalah acuan utama kredit bank. Dengan demikian banyak developer berlomba-lomba mengadakan subsidi DP 10% sehingga sekarang DP cukup dibayar 5% saja.
Beberapa orang tua yang mengalami trauma debt collector dengan tingkat bunga 4% per bulan gara-gara kredit macet saat tahun 2016 memang terjadi peningkatan bunga bank hingga mencapai 12% per tahun membuat beberapa spekulan terjerat kredit macet.
Tetapi sekarang semuanya berubah. BI rate 4% membuat KPR sekarang sudah marak di level bunga 5%. Mengapa?
Karena banjir luberan uang dari China sekarang sudah membanjiri program raksasa di 10 negara. Harga tanah di Vietnam sudah naik mencapai Rp 600 juta di downtown Hanoi.
Bila generasi doraemon merasa harga properti sudah terlalu tinggi di level Rp20 juta per meter, mereka belum survei di Johor Tanah reklamasi dijual Rp50 juta.
Penulis
Ir Goenardjoadi Goenawan, MM
Motivator Uang.
Penulis buku seri "Money Intelligent" dan buku “New Money”
Untuk pertanyaan bisa diajukan lewat: goenardjoadigoenawan@gmail.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel