RASIO KEWIRAUSAHAAN: Pemerintah Bidik Angka 4% Tahun Ini

Bisnis.com,22 Apr 2018, 18:17 WIB
Penulis: Deandra Syarizka
Perajin gitar, Raka Shidiq (33) memperlihatkan gitar tipis karyanya yang diberi label Anymo Essential Guitar, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/10)./ANTARA-Agus Bebeng

Bisnis.com, JAKARTA-- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menjelaskan, selama tiga tahun terakhir, rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,1% pada 2017, dari sebelumnya hanya 1,5% pada akhir 2014.

“Target pemerintah di akhir 2019 dapat mencapai 5%. Untuk tahun ini, diperkirakan bisa mencapai sekitar 4%,” ujarnya usai pembukaan pameran Ansor Fair 2018, Minggu (22/04).

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya pun siap memberikan pelatihan mengenai dagang secara elektronik untuk menyiapkan pelaku UMKM dalam menghadapi digitalisasi industri 4.0. Menurutnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran senilai Rp100 miliar pada tahun ini.

Dana tersebut merupakan dana yang disiapkan di pusat layanan usaha terpadu di 52 titik yang tersebar di ibu kota kabupaten dan provinsi. Untuk mendapatkan fasilitas pelatihan tersebut, dia menjelaskan pelaku UMKM hanya perlu mengajukan surat permohonan untuk difasilitasi pelatihan dan diberikan tenaga pendamping.

Pihaknya pun menyambut baik inisiatif para pelaku usaha dalam menyelenggarakan pameran, termasuk Ansor Fair 2018. Dia menilai, beragam produk mulai dari makanan, kerajinan tangan, hingga alat penggiling padi yang dihasilkan Gerakan Pemuda Ansor memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh.

“Tadi ada beberapa produk yang perlu disertifikasi hak cipta, seperti penggilingan padi. Kami siap memfasilitasi untuk meningkatkan daya saingnya. Juga produk makanan, kalau diekspor harus punya standar kesehatan yang tinggi,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya mengaku siap bekerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan sertifikasi produk makanan yang dihasilkan oleh pengurus GP Ansor. Mengenai hak cipta, pihaknya pun siap memfasilitasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengaku tidak memiliki target penjualan khusus dalam acara ini. Pihaknya lebih mengedepankan kemampuan para kader GP Ansor dalam membuka pasar baru dan beradaptasi dengan konsumen.

“Bagi kami yang penting teman-teman bisa beradaptasi dengan konsumen, dan mencari pasar baru sehingga produknya bisa dinikmati di luar konsumen GP Ansor itu sendiri,” ujarnya.

Dia menjelaskan, Ansor Fair 2018 ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Lahir GP Ansor ke-84. Pameran ini diikuti oleh 16 Pimpinan Wilayah GP Ansor, dan akan memamerkan 83 produk kerajinan tangan, makanan dan minuman olahan, fashion, obat-obatan herbal dan onderdil.

“Saat ini kami memiliki 2,7 juta kader GP Ansor di seluruh Indonesia. Kami wajibkan seluruh pengurus sampai ke wilayah memiliki produk hasil usaha mereka sendiri,” ujarnya.

Dia menambahkan hingga tahun 2020, pihaknya telah menetapkan Kemandirian Organisasi sebagai salah satu misi organisasi, yang juga mencakup pengembangan potensi kewirausahaan anggota. Dalam menjalankan misi tersebut, dia menyebut terdapat dua tantangan utama, yaitu modal dan promosi. Oleh karena itu, dia berharap pameran yang baru dilaksanakan untuk pertama kalinya ini dapat menjadi acara rutin yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini