Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Permata Tbk. mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp164 miliar sepanjang kuartal I/2018, turun 63,77% dibandingkan dengan laba yang dilaporkan pada periode yang sama tahun lalu Rp452,65 miliar. Menurut manajemen perseroan, perolehan laba pada awal tahun ini bersumber dari kinerja bisnis, sedangkan laba pada periode yang sama tahun lalu bersumber dari pengurangan biaya pencadangan.
Dari sisi ekspansi bisnis, sepanjang kuartal I/2018, penyaluran kredit mencapai Rp99,8 triliun, tumbuh 4,61% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp95,4 triliun.
Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan, penyaluran kredit tumbuh positif setelah proses konsolidasi yang dilakukan pada tahun sebelumnya. "Kami terus mengembangkan bisnis secara hati-hati untuk menciptakan nilai lebih bagi semua stakeholders kami," katanya, Selasa (24/4).
Selain pertumbuhan kredit, Bank Permata juga memperbaiki dan mempertahankan kualitas aset. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang membaik. NPL gross dan net menjadi masing-masing sebesar 4,6% dan 1,7% pada kuartal I/2018, turun jika dibandingkan Maret 2017 yang sebesar 6,4% dan 2,2%.
Perbaikan rasio NPL merupakan hasil dari upaya bank Permata dalam mengelola kualitas aset melalui penagihan, restrukturisasi dan rehabilitasi, percepatan pemulihan kredit dan penjualan sebagian dari portofolio NPL. NPL coverage ratio meningkat dari 135% pada Maret 2017 menjadi 194% pada Maret 2018.
"Hal ini mengindikasikan kami secara terus menerus memitigasi potensi kerugian kreditnya secara berhati-hati," imbuhnya.
Sementara itu, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 89%, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 75%. Dari sisi kecukupan modal, rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 15,1% dan 17,7%, membaik jika dibandingkan 13,2% dan 17,0% pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini karena perseroan melakukan rights issue senilai Rp3 triliun pada Juni 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel