INACRAFT 2018 Bidik Transaksi Ritel Rp149 Miliar

Bisnis.com,25 Apr 2018, 18:56 WIB
Penulis: Agne Yasa
Pengunjung mengamati produk kerajinan tulang hewan di stan pameran kerajinan INACRAFT 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Penyelenggara International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2018, menargetkan transaksi retail pada pameran produk kerajinan internasional ini dapat mencapai Rp149 miliar.

Yanna Diah Kusumawati, Wakil Ketua Umum II Bidang Produksi, Produk, dan INFOKOM, Association of Exporters and Producers of Indonesian Handicraft (Asephi), mengatakan target transaksi tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Harapan kami Rp149 miliar transaksi retail, target kami ini, kalau flashback ke belakang selalu meningkat ya [targetnya]," kata Yanna, ditemui di sela-sela Inacraft 2018, Rabu (25/4/2018).

Selain itu, penyelenggaraan INACRAFT 2018 ini juga menargetkan 200.000 orang pengunjung serta kontrak dagang sebesar US$12 juta selama penyelenggaraannya.

"Sekarang yang sudah confirm itu ada ada dari 25 negara yang hadir dengan 1.000 buyer, tergantung nanti, bisa berubah-ubah ya" katanya.

Pada INACRAFT 2018 yang merupakan gelaran ke-20 kali ini, pameran diikuti oleh 1.395 peserta dari seluruh Indonesia.

Pesertanya mulai dari perajin, pengusaha, produsen, dan eksportir kerajinan dan beberapa negara sahabat yang menampilkan produk kerajinannya, seperti Jepang, Polandia, Uzbekistan, Korea Selatan, dan beberapa negara anggota Asean yang tergabung dalam Asean Handicraft Promotion & Development Association (AHPADA).

INACRAFT 2018 diselenggarakan sejak 1999 dari awalnya hanya 120 booth hingga menjelma menjadi lebih dari 1.300 booth.

Dalam setiap penyelenggaraannya secara bergilir INACRAFT menampilkan kerajinan dari daerah tertentu di Indonesia sebagai ikon utama pameran.

Pada INACRAFT ke-20 ini akan ditampilkan produk kerajinan, seni dan atraksi budaya Sumatera Utara.

Yanna menambahkan setiap tahunnya peserta INACRAFT juga semakin kreatif dengan produk yang ditampilkan.

"Pengembangan produk dari tahun ke tahun selalu ada peningkatan ya, banyak yang baru, ada inovasi, desain baru," katanya.

Dia mengatakan ke depannya, peserta akan terus didorong untuk bisa siap menghadapi pasar ekspor. Menurutnya yang penting adalah identitas dari produk kerajinan dan tidak

"Tantangannya adalah harus punya pengalaman, bagaimana menghadapi buyer, dan match dengan buyer, dan memenuhi kebutuhan buyer," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini