Indonesia-Malaysia Harus Satu Suara Hadapi Kampanye Negatif Sawit

Bisnis.com,25 Apr 2018, 16:16 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, NUSA DUA — Indonesia dan Malaysia mesti menyatukan suara dan menyamakan kebijakan mengenai minyak kelapa sawit untuk menghadapi kampanye negatif dari dunia internasional.

Deputy Executive Director Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Prof. Emeritus Dato’ Dr. Makhdzir Mardan mengatakan kedua negara ini memproduksi CPO hingga 86% dari total produksi dunia. Tetapi, Indonesia dan Malaysia justru didikte oleh negara produsen yang pangsanya lebih kecil karena suaranya terpecah.

“Indonesia dan Malaysia harus bekerja sama melakukan joint strategy. Jangan tergantung pada demand karena demand bisa saja hanya jangka pendek. Kebijakan kedua negara harus senada,” paparnya di sela-sela The 6th International Conference on Oil Palm and Environment yang bertemakan Embracing Sustainable Palm Oil: Solutions for Local Production and Global Change di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/4/2018).

Meski saat ini sudah ada kerja sama di antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia, tapi skalanya dinilai perlu ditingkatkan. Termasuk dalam hal kebijakan.

Untuk mengambil kebijakan yang tepat, diperlukan data yang valid dan kredibel. Perencanaan produksi juga sangat diperlukan agar hasilnya bisa lebih terukur dan ke depannya dapat menghasilkan proyeksi kinerja yang lebih akurat.

Dengan demikian, tutur Makhdzir, ketika Uni Eropa (UE) atau negara-negara lainnya melakukan ancaman, Indonesia dan Malaysia sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Indonesia dan Malaysia pun bisa mengangkat duta besar khusus untuk mengampanyekan hal-hal positif kelapa sawit dan produk turunannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini